Mayoritas Pelamar Kerja Berbohong saat Membuat Curriculum Vitae

Doddy Rosadi Suara.Com
Senin, 11 Agustus 2014 | 17:13 WIB
Mayoritas Pelamar Kerja Berbohong saat Membuat Curriculum Vitae
Ilustrasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Membuat curriculum vitae atau resume menjadi lebih baik tentu menjadi salah satu syarat agar pelamar kerja bisa mendapatkan pekerjaan atau minimal dipanggil untuk wawancara.

Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh CareerBuilder mengungkapkan, 60 persen manajer Sumber Daya Manusia menemukan, para pelamar kerja kerap berbohong saat membuat resume.

Survei ini dilakukan kepada 2.188 manajer dan juga profesional dari bagian Sumber Daya Manusia dari sejumlah industri. Kebohongan yang paling sering ditemui dalam resume adalah di bagian keahlian dan juga tanggung jawab serta perusahaan tempat dia bekerja.

Salah satu contoh kebohongan dalam resume yang ditemukan yaitu pelamar kerja mengaku pernah menjadi asisten Perdana Menteri di salah satu negara. Namun, setelah dicek, negara tersebut tidak mempunyai Perdana Menteri.

Contoh kebohongan lain adalah pelamar kerja mengaku menjadi penyelia terhadap sejumlah kru konstruksi. Ternyata, dalam sesi wawancara, pengalaman si pelamar kerja sebatas pembangunan rumah khusus anjing.

Kebohongan lain yang sering dilakukan pelamar kerja adalah dalam hal pencapaian. Ada pelamar kerja yang mengaku pernah meraih medali Olimpiade. Setelah dicek, ternyata yang bersangkutan sama sekali tidak pernah meraih medali Olimpiade.

Berapa lama waktu yang diperlukan manajer HRD untuk mengetahui ada kebohongan dalam resume yang dibuat oleh pelamar kerja. Tidak lama, hanya 2 menit. Kabar baiknya adalah, tidak semua resume yang berisi kebohongan itu langsung masuk tong sampah. (Forbes)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI