Suara.com - Indonesia masih sangat kekurangan enterpreneur alias pengusaha dalam bisnis global. Akibatnya, kata Pengamat ekonomi dari Universitas Budi Luhur, Tangerang, Setyani Dwi Lestari, Indonesia hanya menjadi pasar dalam bisnis global, bukan pemain yang semestinya di negaranya sendiri.
"Kedepannya, entepreneur Indonesia harus menjadi pemain dalam bisnis global seiring dengan era globalisasi yang terus meningkat," kata Setyani Dwi Lestari dalam seminar 'The Global Strategy of Indonesian Youth Enterprenuer', Sabtu, (9/8/2014).
Ia mengatakan, langkah awal persiapan yakni dengan memberikan bekal kepada mahasiswa tentang menjadi pemain bisnis global.
Upaya pun dapat dilakukan perguruan tinggi yakni dengan membuat seminar dan menghadirkan para praktisi dari perusahaan Indonesia yang telah menjadi pemain global .
Selanjutnya yakni penerapan Nation Character Building atau karakter manusia dalam menjadi pemain bisnis global.
Ia mengungkapkan, 'Nation Character Building' saat ini banyak dibicarakan dan dikeluhkan di semua bidang di Indonesia.
Karakter manusia adalah hal terpenting untuk dapat menjadi pemain bisnis global. Dalam berbagai literatur disebutkan jika untuk menjadi pemain bisnis global dibutuhkan karakter manusia yang disebut EXCEL yaitu Excellence, Commitment, Enterpreneurship, and Leadership.
Hal itu jelas tidak mudah, namun sebagai institusi pendidikan di Indonesia, perguruan tinggi wajib memberikan bekal kepada mahasiswa yang kelak menjadi penerus bangsa. Enterprenuer pada masa sekarang tidak bisa hanya memikirkan profit saja. Tetapi dituntut untuk memiliki kepedulian sosial dan kepedulian kelestarian lingkungan hidup.
Dalam dunia industri, hal itu disebut sebagai Prinsip triple bottom line yakni perusahaan harus mampu menciptakan profit significance, community development, dan environmental sustainability.
"Ketiga rangkaian ini tidak dapat dipisahkan dan menjadi syarat mutlak bagi perusahaan saat ini untuk berkembang," paparnya. (Antara)