Suara.com - Kinerja maskapai penerbangan Malaysia Airlines semakin memburuk. Dua musibah yang melanda pesawat MH370 dan MH17 membuat maskapai milik pemerintah Malaysia semakin sulit untuk bersaing dengan maskapai penerbangan lain.
Sebagian besar penumpang juga mulai meninggalkan Malaysia Airlines akibat hilangnya MH370 serta ditembak jatuhnya MH17. Dua bencana dalam rentang waktu empat bulan itu membuat kondisi keuangan Malaysia Airlines makin buruk.
Khazanah Nasional, pemilik saham terbesar di Malaysia Airlines sudah memutuskan untuk menghentikan penjualan saham d Bursa Efek, kemarin. Keputusan itu diambil agar Malaysia Airlines bisa diselamatkan. Karena, kerugian yang dialami maskapai plat merah itu sudah mencapai 2 juta dolar Amerika atau sekitar Rp23 miliar per hari.
Khazanah mengatakan, semua pemegang saham harus bekerja keras untuk menyelamatka perusahaan itu. Rencananya, Khazanah akan membeli semua saham publik di Bursa Efek dan menjadikan Malaysia Airlines sebagai perusahaan tertutup. Setelah itu, Khazanah akan melakukan perombakan besar-besaran.
Perombakan itu bisa dengan cara mengganti pemimpin, mengubah model bisnis, menambah dana hingga melakukan pemecatan besar-besaran.
“Malaysia Airlines perlu hati dan otak yang baru agar bisa tetap bertahan,” kata Shukor Yusof, analis dari konsultasi penerbangan Endau Analytics.
Dia menilai buruknya kinerja Malaysia Airlines karena kesalahan dalam manajemen serta terlalu besarnya intervensi pemerintah. Selain itu, penolakan Serikat Pekerja dalam melakukan reformasi di perusahaan itu juga menjadi kendala besar. (AsiaOne)