Suara.com - Indeks saham di kawasan Asia masih belum bisa bangkit dari keterpurukan dan kembali merosot dalam sesi pembukaan perdagangan, Kamis (7/8/2014). Angka pengangguran di Australia yang terus meningkat serta ketegangan di Ukraina membuat investor cemas.
Aksi penjualan saham membuat indeks MSCI Asia Pasifik turun 0,4 persen ke posisi 145,62. Dalam dua hari terakhir, indeks MSCI anjlok 1,2 persen. Amerika Serikat dan sekutunya di NATO memberikan peringatan bahwa Rusia kemungkinan akan menginvasi Ukraina.
“Ini merupakan kejadian yang membuat pasar tidak nyaman. Ukraina akan tetap menjadi perhatian utama dalam beberapa bulan ke depan,” kata Evan Lucas, analis dari IG Ltd.
Rusia sudah melarang impor produk makanan dari Amerika dengan nilai miliaran dolar. Langkah itu diambil sebagai aksi balasan atas sanksi yang dijatuhkan Amerika dan Uni Eropa kepada Rusia. Presiden Vladimir Putin juga sudah memerintahkan untuk tidak melakukan impor dari negara yang ikut menjatuhkan sanksi kepada Rusia.
Situasi geopolitik yang semakin memanas di Ukraina membuat indeks Topix di Jepang juga turun 0,2 persen dan indeks Kospi di Korea Selatan turun 0,4 persen. Penurunan terbesar dialami indeks Hang Seng di Hongkong yang melemah 0,7 persen.
Sedangkan indeks Taeix di Taiwan turun 0,2 persen dan indeks Straits Times di Singapura merosot 0,3 persen. Satu-satunya indeks regional yang menguat adalah indeks Shanghai Composit yang melaju 0,5 persen.
Di Jakarta, Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia juga masih belum bisa bangkit dan kembali melemah dalam sesi pembukaan perdagangan, Kamis (7/8/2014). IHSG turun 10 poin atau 0,2 persen ke posisi 5.047.
Kemarin, Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (6/8/2014), ditutup turun sebesar 50,86 poin menyusul minimnya sentimen positif. Director Investment PT Valbury Asia Asset Management Andreas Yasakasih di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa kondisi bursa saham regional yang kurang bagus menjadi salah satu faktor IHSG BEI bergerak melemah. (Bloomberg/RTI)