Suara.com - Pemerintah mengklaim berhasil mengontrol inflasi meski bertepatan dengan bulan Ramadhan, Lebaran dan tahun ajaran baru sekolah, setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi pada Juli 0,93 persen.
"Inflasi, sesuai target brada di bawah 1 % (0,93 %). Ini hal yang baik karena kita bisa mengontrol inflasi walaupun berada pada puncak inflasi yaitu pada ramadhan dan lebaran, dan puncak inflasi kedua adalah masuk anak sekolah dan itu sudah masuk ke dalam," kata Menteri Kordinator Bidang Perekonomian Chairul Tandjung (CT), di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin (4/8/2014).
Dia menuturkan, dengan kondisi besaran inflasi yang masih dalam target tersebut, Pemerintah berharap inflasi Agustus dan September juga bisa terkendali.
CT belum berani menyebutkan besaran inflasi pada periode waktu tersebut menyusul masa transisi kepemerintahan.
"Saya belum bisa memprediksi untuk dua bulan kedepan dengan angka," elaknya.
CT mengungkapkan, agar inflasi terkendali, pemerintah harus mengontrol uang yang beredar dan menjaga harga barang kebutuhan dengan membenahi pasokan dan distribusi barang.
"Pasti sebab inflasi bisa di bawah 1 persen, yang pertama memang ada tight money policy. Jadi uang yang beredar dikontrol sedemikian rupa, sehingga uang beredar itu tidak terlalu besar. Kedua yaitu stabilisasi harga pangan disebabkan oleh suplai yang memadai yang cukup yg berikut juga kita mengontrol rantai distribusi dengan baik," papar CT.
Dia juga menambahkan soal kordinasi antara kementerian Pertanian dan Perdagangan. Selain itu, para pedagang juga tidak mengambil untung terlalu besar juga mempengaruhi strabilitas harga.