Suara.com - Pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) tidak setuju dengan keputusan pemerintah untuk membatasi penjualan BBM subsidi. Ketua Umum Kadin Suryo Agung Sulistio mengatakan, kebijakan tersebut tidak akan efektif.
Menurut dia, cara yang paling efektif untuk menekan dana subsidi BBM di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2014 adalah dengan menghapus BBM subsidi.
Dengan adanya subsidi kepada BBM, kata Suryo, warga Indonesia menjadi boros dan manja. Menurut dia, masyarakat selalu punya keinginan untuk berpergian dengan menggunakan kendaraan pribadi karena harga bensin yang murah.
“Coba kta lihat, negara yang lebih miskin dari Indonesia seperti Timor Leste, Kamboja atau Vietnam, harga BBM nya jauh lebih mahal dibandingkan harga BBM di Indonesia. Kan tidak masuk di akal, bbm subsidi ini hanya buang-buang uang saja dan memperkaya para penyelundup," kata Suryo ketika dihubungi suara.com melalui sambungan telepon, Minggu (3/8/2014)..
Ia menambahkan, dengan adanya subsidi ini para nelayan juga mulai malas menangkap ikan karena lebih untung menjual solar subsidi yang mereka terima ke industri.
Suryo menambahkan, pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono seharusnya berani melakukan gebrakan dengan menghapus BBM subsidi. Karena, kata dia, membengkaknya anggaran untuk subsidi BBM di APBN merupakan kesalahan dari pemerintahan SBY-Boediono.
“Mereka kan tidak akan menjadi bagian dari pemerintah lagi sehingga tidak harus takut untuk tidak populer. Masa pemerintahan SBY-Boediono akan mewariskan masalah ini kepada pemerintahan berikutnya?” tanya Suryo.
Mulai besok, BPH Migas akan membatasi penjualan solar subsidi di SPBU. Soalr subsidi hanya akan dijual pukul 6 pagi hingga pukul 6 sore. Sementara itu, SPBU yang ada di area istirahat di jalan gol juga tidak akan lagi menjual premium.
Keputusan ini diambil untuk menjaga konsumsi BBM subsidi hingga akhir tahun tetap 46 juta kilo liter. Hingga akhir Juni lalu, konsumsi BBM subsidi sudah mencapai 22,9 juta kilo liter.