Suara.com - Indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (25/7/2014), ditutup turun sebesar 9,83 poin menyusul aksi "wait and see" terhadap lanjutan hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden RI yang masih cenderung panas.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) BEI ditutup melemah sebesar 9,83 poin atau 0,19 persen ke posisi 5.088,80, sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) turun 4,40 poin (0,50 persen) ke level 868,29.
Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa IHSG BEI kembali bergerak konsolidasi, pelaku pasar saham saat ini sedang menunggu agenda lanjutan dari hasil Pilpres serta rilis data ekonomi Indonesia periode Juli tahun 2014.
"Secara makro diprediksi ekonomi Indonesia masih akan stabil," katanya.
Dia mengharapkan kinerja neraca transaksi berjalan Indonesia mengalami perbaikan karena data itu merupakan salah satu penggerak IHSG BEI dalam beberapa waktu kedepan.
Analis HD Capital Yuganur Wijanarko menambahkan bahwa aksi jual pelaku pasar menjelang libur panjang Lebaran 2014 menekan pasar saham domestik meski tidak signifikan.
"Sebagian pelaku pasar melakukan lepas saham seiring dengan ekspektasi inflasi Juli yang berpotensi naik. Namun, pada dasarnya masih direkomendasikan untuk masuk bila keadaan berbalik menjadi lebih positif," katanya.
Tercatat transaksi perdagangan saham di pasar reguler BEI sebanyak 246.761 kali dengan volume mencapai 3,87 miliar lembar saham senilai Rp5,05 triliun. Efek yang mengalami kenaikan sebanyak 156 saham, yang melemah 148 saham, dan yang tidak bergerak 98 saham.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng menguat 74,51 poin (0,31 persen) ke level 24.216,01; indeks Nikkei naik 173,45 poin (1,13 persen) ke level 15.457,87; dan Straits Times melemah 9,71 poin (0,29 persen) ke posisi 3.344,18. (Antara)