Suara.com - Jatuhnya Malaysia Airlines MH17 di wilayah utara Ukraina, Kamis lalu sepertinya tidak membuat maskapai penerbangan milik pemerintah Malaysia itu takut untuk terbang melewati zona konflik.
Kemarin, pelacak lalu lintas udara Flightradar24 mengungkapkan, Malaysia Airlines MH4 terbang di atas wilayah udara Suriah di mana negara tersebut masih terlibat perang dengan kelompok oposisi.
Lewat akun Twitternya, Flightradar24 menjelaskan, MH4 menjadi satu-satunya maskapai penerbangan dengan rute lintas benua yang melalui wilayah udara Suriah. Perang yang terjadi di Suriah tidak hanya terjadi di daratan tetapi juga di udara.
Namun, Malaysia Airlines membela keputusan untuk terbang melalui zona perang di wilayah udara Suriah. Berdasarkan keterangan tertulis dari manajemen Malaysia Airlines, rute yang ditempuh MH4 sudah disetujui oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO).
“Berdasarkan pemberitahuan ke pengawas udara (NOTAM) yang dikelarkan Otoritas Penerbangan Sipil Suriah, wilayah udara di Suriah tidak masuk dalam zona larangan. Karena itu, MH4 memasuki zona Suriah dengan persetujuan ICAO,” kata keterangan tertulis tersebut.
MH17 terbang di wilayah udara Ukraina, negara yang tengah dilanda perang antara kelompok pemberontak pro Rusia dengan tentara Ukraina. Pesawat dengan rute Amsterdam-Kuala Lmpur itu membawa 283 penumpang dan 15 kru. Kelompok pemberontak pro Rusia dan Ukraina membantah telah menembak jatuh pesawat tersebut.
Sebelum jatuhnya MH17, Malaysia Airlines juga ditimpan musibah lain yaitu hilangnya MH370 pada Maret lalu. Hingga kini, belum diketahui keberadaan MH370 dengan rute penerbangan Kuala Lumpur-Beijing itu.
Maskapai Airlines sudah merugi 1,6 juta dolar per hari dan kondisi keuangannya selalu merah dalam tiga tahun terakhir. Hilangnya MH370 yang sebagian besar penumpangnya adalah warga negara Cina merupakan pukulan terhadap upaya MAS menggenjot pasar di Cina.(News.com.au/AFP)