Heine tidak pernah menciptakan sesuatu, namun satu minggu kemudian dia mulai bekerja untuk membuat busa yang bisa menghilang, yang merupakan campuran dari minyak nabati dan juga gas butan serta propane.
“Saya sempat berpikir tentang garsis sementara lalu saya berpikir tentang busa karena volumenya. Saya lalu pergi ke kamar mandi dan mengambil busa dari pencukur janggut. Saya memejamkan mata dan berpikir, apabila saya bisa membuat garis dengan busa maka saya bisa melakukan sesuatu. Sejak itulah saya mulai bekerja,” jelasnya.
Heine menemukan pabrik kosmetik kecil yang bersedia membantunya dengan sebuah formula lalu kemudian mempatenkan produknya itu.
“Kami harus mencari sesuatu yang tidak mempengaruhi kesehatan pemain atau juga merusak lapangan. Jadi kami membuat busa dari minyak nabati. Tetapi, busa itu juga harus bisa hilang dengan cepat. Setelah melakukan sejumlah eksperimen, kami berhasil menemukan kombinasi yang tepat sehingga busa itu bisa tetap bertajan selama satu menit,” kata Heine.
Heine kemudian meyakinkan Federasi Sepak Bola Brasil untuk menggunakannya dalam turnamen kecil yaitu Belo Horizonte Cup pada 2000. Mulai 2012, produk buatan Heine itu telah diuji coba pada 18 ribu pertandingan profesional.
Statistik mengungkapkan, semprotan busa yang disebut 9.15 Fair Play itu berhasil mengurangi waktu yang diperlukan untuk melakukan tendangan bebas dari 48 detik menjadi 20 detik. Heine juga tengah menanti produknya itu bisa digunakan di seluruh dunia. Apabila magic spraynya itu sudah dipakai di seluruh dunia, uang akan mengalir dengan sendirinya.
“Saya hanya berharap berapa pun keuntungan finansial yang saya raih sepantar dengan perjuangan selama 14 tahun. Saya membayar semuanya dengan harga yang mahal. Saya tidak bisa melihat anak-anak saya tumbuh karena fokus dengan pekerjaan ini. Yang paling penting, saya bisa memberikan kontribusi bagi sepak bola karena wasit sudah mempunyai alat untuk melakukan tendangan bebas dengan cepat,” tandasnya. (Mirror)