Jelang MEA 2015, BNI dan Bank Mandiri Disarankan Merger

Doddy Rosadi Suara.Com
Sabtu, 19 Juli 2014 | 13:15 WIB
Jelang MEA 2015, BNI dan Bank Mandiri Disarankan Merger
Ilustrasi. Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Harry Azhar Azis menyarankan agar bank-bank BUMN bersifat umum untuk merger menghadapi pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Ini diperlukan agar bisa bertahan dalam persaingan dengan bank-bank negara ASEAN lainnya.

"Bank-bank yang bersifat universal agar dimerger, yang paling mungkin itu adalah BNI dengan Bank Mandiri," kata Harry di Batam, Sabtu, (19/7/2014).

Dengan disatukan, maka akan menambah besar aset sekaligus modal bank BUMN sehingga bisa bersaing dengan bank-bank ASEAN.

“Apalagi, negara-negara ASEAN menyepakati untuk mengajukan masing-masing dua bank yang bisa beroperasi di negara ASEAN lainnya dalam pemberlakuan MEA. Maka, Indonesia harus menyiapkan bank BUMN untuk bisa bersaing,” ujarnya.

Saat ini, ada beberapa bank Indonesia yang dianggap kuat, di antaranya Bank Mandiri, BNI dan BCA untuk diajukan dalam kesepakatan MEA.

Sementara untuk bank khusus seperti BTN dan BRI, Harry menyarankan untuk tidak dimerger, melainkan dengan memperkuat modalnya.

Menurut Harry, meskipun aset BRI tidak sebanyak Bank Mandiri, namun margin yang diperolehnya besar, mencapai Rp17 triliun tiap tahun. Sayangnya, keuntungan itu tidak dikembalikan pada BRI, namun disetor ke APBN.

"Jika tidak diambil devidennya, maka dalam lima tahun marginnya bisa Rp85 trilun," kata dia.

Ia berharap langkah-langkah strategis untuk bank BUMN itu bisa segera diterapkan oleh pemerintahan yang akan datang.

"Kebijakan ini tidak bisa diambil sekarang, karena Presiden SBY sudah menyatakan tidak akan mengambil kebijakan strategis. Jadi ini menjadi tantangan untuk Presiden terpilih nantinya," kata dia. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI