Tinta Printer, Produk Palsu yang Paling Banyak Beredar

Doddy Rosadi Suara.Com
Rabu, 16 Juli 2014 | 20:22 WIB
Tinta Printer, Produk Palsu yang Paling Banyak Beredar
Ilustrasi: Tinta printer. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berdasarkan hasil survei Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP), tinta alat pencetak atau printer merupakan produk palsu yang paling banyak beredar,

Ketua MIAP Widyaretna Buenastuti menyebutkan prosentasi produk tinta palsu mencapai 49,4 persen.

"Hasil survei 2014 mencatat bahwa komoditas pakaian, tinta printer, barang dari kulit dan 'software' merupakan produk-produk palsu yang paling banyak beredar," katanya.

Dia merinci, produk palsu tinta printer diikuti dengan produk-produk lainnya, yakni pakaian palsu 38,90 persen, barang dari kulit 37,20 persen dan perangkat lunak (software) 33,50 persen.

Sisanya, lanjut dia, kosmetika palsu 12,60 persen, makanan dan minuman palsu 8,50 persen dan produk farmasi palsu 3,80 persen.

Widyaretna menyebutkan jika dibandingkan dengan produk palsu pada 2010, tinta printer merupakan yang paling banyak karena belum ditemukan produk palsu saat itu.

Dia menyayangkan produk palsu lainnya juga meningkat, seperti pakaian dari 30,2 persen pada 2010 menjadi 38,9 persen 2014, barang dari kulit dari 35,7 persen menjadi 37,2 persen, kosmetika dari 6,4 persen menjadi 12,6 persen, farmasi dari 3,5 persen menjadi 3,8 persen.

Sementara itu, produk-produk palsu yang mengalami penurunan yakni perangkat lunak dari 34,1 persen menjadi 33,5 persen dan makanan-minuman dari 8,9 persen menjadi 8,5 persen.

Dia juga memperkirakan potensi kerugian akibat pemalsuan barang di Indonesia bertambah menjadi sekitar Rp65,1 triliun hingga akhir 2014 dari sebelumnya sebesar Rp43,2 triliun.

Widyaretna menyebutkan dalam satu tahun Produk Domestik Bruto (PDB) berkurang sekitar Rp65 triliun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI