Suara.com - Penjualan yang menurun atau kerugian yang terus berulang menjadi salah satu alasan perusahaan untuk menutup salah satu produknya. Setiap tahun, laman 247wallst.com membuat prediksi tentang merek-merek yang akan hilang dari pasar pada tahun berikutnya.
Selama lima tahun membuat prediksi, rekor yang dicatat laman tersebut tidak terlalu mengecewakan. Dari 49 perusahaan yang masuk dalam daftar, 24 diantaranya sudah hilang dari peredaran. Berikut lima merek yang diprediksi akan hilang dari pasar pada tahun depan.
1. Shutterfly
Shutterfly adalah bisnis Web 1.0 di dunia media sosial. Kehadiran media sosial yang gratis untuk berbagi foto seperti Instagram, Facebook dan Dropbox semakin menggerus pasar Shutterfly. Media sosial tersebut menawarkan pelayanan gratis melalui mobile sehingga membuat Shutterfly semakin tertinggal.
Pada trilwulan pertama 2014, Shutterfly masih mempunyai pelanggan 2,55 juta. Meski pemasukan naik 22 persen atau lebih dari 783 juta dolar Amerika, bisnis Shutterfly terbilang kecil. Meski Facebook tidak mendapatkan pemasukan langsung dari pelayanan berbagi foto, para penggunanya mengunggah 350 juta foto per hari pada tahun lalu. Saham Shutterfly anjlok 18 persen dalam satu tahun terakhir. Perusahaan itu dikabarkan tengah mencari investor untuk membeli Shutterfly.
2. Time Warner Cable
Time Warner Cable sudah menerima tawaran dari Comcast sebesar 45,2 miliar dolar Amerika pada awal tahun ini. Akuisisi itu merupakan yang terbesar dalam sejarah televisi kabel di Amerika Serikat. Namun, akuisisi itu ditentang sejumlah pihak seperti penyedia vieo Netflix. Mereka menilai akuisisi itu menimbulkan monopoli.
Hambatan terbesar untuk menggagalkan akuisisi itu adalah persetujuan dari pemerintah. Departemen Kehakiman dan Komisi Perdagangan tengah meneliti kelayakan akuisisi itu. Sejumlah anggota kongres juga meragukan akuisisi itu menjadi hal yang adil bagi konsumen. Sejumlah analis memprediksi Time Warner Cable tidak aka nada lagi di pasar pada akhir 2014.
3. Zynga
Zynga merupakan salah satu kegagalan terbesar media sosial yang melakukan penawaran saham di lantai bursa. Penyedia permainan untuk Facebook itu tidak bisa menyamai kesuksesan Farmville, yang merupakan hits pertama mereka. Facebook juga memutus kerja samanya pada 2012. Pemutusan kerja sama itu membuat Zynga kesulitan untuk mempromosikan game yang mereka buat.
Perusahaan itu kemudian meralih ke platform mobile dan menciptakan sejumlah permainan seperti Draw Something dan Word With Friends, Namun, rival baru seperti King Digital yang membuat Candy Crush membuat persaingan semakin sengit. Pada triwulan pertama 2014, pengguna Zynga turun 50 persen menjadi 28 juta pengguna dan merugi 61 juta dolar Amerika. Sahamnya juga turun 45 persen.
4. Alaska Air
Alaska Air adalah salah satu maskapai penerbangan independen di Amerika Serikat yang bukan milik empat penerbangan besar. Bahkan, maskapai penerbangan yang lebih besar dari Alaska Air sudah dibeli oleh perusahaan besar. Northwest dibeli Delta Airlines, Continental merger dengan United dan U.S Airways bergabung dengan American Airlines.
Alaska Air menjadi satu-satunya maskapai penerbangan independen yang tersisa. Ada spekulasi, Delta akan membeli Alaska Air untuk rute pantai barat. Ini membuat saham Alaska Air melonjak. Pemasukan terus bertambah dalam lima tahun terakhir. Tingkat kepuasan pelanggan juga meningkat. Faktor inilah yang membuat Alaska Air kemungkina akan dibeli salah satu dari empat maskapai penerbangan besar di Amerika.
5. BlackBerry
BlackBerry sudah hampir kehabisan sembilan nyawanya. Pada 2008, perusahaan asal Kanada itu masih menguasai 19,5 persen pasar telepon pintar di dunia. Namun, kehadiran Apple pada 2007 serta Google yang merilis Android langsung membuat pangsa pasar BlackBerry anjlok hingga tinggal 1 persen pada 2013.
Meski merilis dua produk baru yaitu Z10 dan Q10, namun penjualan dua produk itu mengecewakan. Pemasukan juga terus anjlok dan membuat analis memprediksi BlackBerry tidak akan bisa bertahan lama. Dalam laporan terakhir, pendapatan anjlok 966 juta dolar Amerika dari 3,1 miliar dolar Amerika dibandingkan triwulan sebelumnya.