Suara.com - Pasca pemilu presiden, agenda pembangunan nasional masih menyisakan sejumlah tantangan baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.
Staf khusus Presiden bidang Pembangunan dan Ekonmomi Firmanzah memberi contoh, tahun 2015 Indonesia akan memasuki babak Masyarakat Ekonomi ASEAN yang memerlukan perhatian serius mengingat waktu yang tersisa relatif singkat pasca penyelenggaraan Pilpres. Presiden dan Wakil Presiden yang dilantik pada 20 Oktober 2014 perlu mengoptimalkan kerja 2 bulan sebelum memasuki tahun 2015. Kata dia, ini tentunya bukanlah hal yang mudah.
“Konsolidasi dan koordinasi lintas sektor perlu dipacu di samping mengawal percepatan infrastruktur sehingga Indonesia bisa mengambil manfaat positif dari era komunitas ASEAN. Era baru masyarakat ASEAN ini tentunya juga memicu ketatnya persaingan antar kawasan di masa-masa mendatang,” papar Firmanzah, seperti dilansir dari laman Setkab.go.id, Senin (14/7/2014).
Selain itu, lanjut Firmanzah, tantangan lainnya terkait menjaga kedisipilinan fiskal. Kata Firmanzah, pengelolaan fiskal memerlukan kehati-hatian dan kedisipilinan yang tinggi di saat ekonomi dunia masih menyisakan ketidakpastian yang tinggi.
“Presiden dan Wakil Presiden yang terpilih nantinya bertanggung jawab dan berkewajiban menjaga kesinambungan fiskal sehingga ekonomi nasional dapat terus tumbuh berkualitas,” tutur Firmanzah seraya menyebutkan mengenai pentingnya pengalokasian dan penggunaan anggaran secara efisien, tepat guna dan tepat manfaat.
Selain itu, reformasi birokrasi perlu dipercepat untuk memangkas ekonomi biaya tinggi yang selama ini banyak membelenggu daya saing nasional. Ia mengingatkan, efisiensi penyelenggaraan pemerintahan menjadi salah satu potret reformasi birokrasi yang perlu terus ditingkatkan untuk mendorong kinerja penyelenggaraan pemerintahan yang optimal.