Suara.com - Indeks harga saham gabungan (IHSG), pada perdagangan Jumat 911/7/2014) ditutup di posisi 5.032,6 atau melemah 65,411 poin (1,28persen) Kondisi ini sangat berbeda dengan perdagangan hari Kamis (10/7/2014), di mana IHSG menguat signifikan 73,298 poin dan ditutup di posisi 5.098,010.
Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai bahwa terkoreksinya IHSG pada perdagangan akhir pekan ini karena aksi ambil untung (profit taking) investor. "Indeks BEI merah (turun) karena 'profit taking', itu akibat kenaikan signifikan pasca pelaksanaan pemilihan umum presiden (pilpres). Kemarin, (Kamis, 10/7/2014) indeks BEI mengalami kenaikan sebesar 1,44 persen," ujar Direktur Utama BEI Ito Warsito di Jakarta, Jumat (11/7/2014).
Sementara Alfiansyah, Head of Research Valbury Asia Securities mengatakan para pelaku pasar yang mengambil posisi lepas saham. "Aksi ambil untung saham menekan indeks BEI, hal itu terjadi karena sentimen pasar atas euforia pilpres mulai mereda," katanya.
Kendati demikian, lanjut dia, potensi penguatan indeks BEI masih terbuka meski diperkirakan terbatas, mengingat kenaikan indeks bursa domestik dalam beberapa hari terakhir mengalami penguatan yang cukup signifikan.
Ia menambahkan bahwa jika hasil pilpres diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada tanggal 22 Juli nanti dan berjalan damai, maka kondisi itu berpotensi mendorong masuknya aliran dana asing ke Indonesia.
"Potensi masuk dana asing ke Indonesia diperkirakan masih bisa terjadi, pilpres yang damai menjadi catatan penting bagi investor global, sehingga potensi indeks BEI kembali menguat masih terbuka," katanya. (Antara)