Suara.com - Riset yang dilakukan Institut Pertanian Bogor (IPB) belum lama ini menunjukkan hasil perkiraan swasembada daging Indonesia paling cepat baru akan terjadi pada 2024.
"Khusus untuk komoditas daging dari hasil kajian kami lintas pemangku kepentingan (stakeholder) menunjukkan kita baru bisa swasembada daging paling cepat pada 2024," kata Direktur Kajian Strategis dan Kebijakan Pertanian (KSKP) IPB Dodik Ridho Nurrochmat ketika dihubungi di Jakarta, Sabtu (5/7/2014)..
Dia mengatakan, hal itu juga baru bisa direalisasikan dengan asumsi semua program yang digariskan oleh Kementerian Pertanian berjalan dengan baik.
Menurut dia jika semua hambatan tidak ditekan atau diminimalisir, target swasembada daging nasional semakin mustahil untuk dicapai.
"Bayangkan saja untuk swasembada yang lima komoditas saja saat ini terancam gagal semua, kecuali jagung yang sedikit berprospek cerah," katanya.
Oleh karena itu ia berpendapat sebaiknya pemerintah dan masyarakat realistis terhadap keadaan untuk kemudian tidak serta-merta menutup keran impor komoditas daging.
Ia menambahkan mestinya impor dikurangi secara bertahap dengan disesuaikan antara kondisi pasokan dalam negeri dan tingkat kebutuhan yang ada.
"Jangan kemudian menerapkan nasionalisme buta anti-impor, padahal kebutuhan daging kita terus meningkat sementara suplainya tidak bertambah signifikan," katanya.
Dodik mengatakan saat ini permasalahan Indonesia terkait daging adalah belum cukupnya suplai domestik untuk memasok kebutuhan dalam negeri yang terus meningkat.
"Jadi permasalahan kita itu adalah suplai domestik yang belum cukup, buruknya infrastruktur, dan biaya transaksi yang tinggi," katanya. (Antara)