Pengembang Properti Tidak Sama dengan Spekulan Tanah

Doddy Rosadi Suara.Com
Rabu, 02 Juli 2014 | 13:45 WIB
Pengembang Properti Tidak Sama dengan Spekulan Tanah
Ilustrasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Badan Pendidikan dan Latihan Realestat  Indonesia (REI) Sudjadi menilai, ada anggapan salah yang berkembang di masyarakat bahwa pengembang properti tidak ada bedanya dengan spekulan tanah. Kata dia, pengembang properti memborong tanah d mana-mana kemudian menjual kembali dengan harga berlipat-lipat.

Sudjadi menjelaskan, tanah adalah bagian dari faktor produksi seperti modal dan tenaga kerja. Karena itu, pengembang properti akan rugi apabila menjual tanah sebelum dikembangkan menjadi produk yang mempunyai nilai tambah.

“Itu bedanya pengembang dengan spekulan. Pengembang selalu memulai dengan perencanaan, disesuaikan dengan peruntukan tata ruang yang berlaku di masing-masing daerah. Semua langkah sebelum jadi produk properti harus mendapatkan izin pihak berwenang,” terang Sudjadi, seperti dilansir dari laman resmi Real Estat Indonesia, Rabu (2/7/2014).

Sudjadi memberi contoh, tanah yang awalnya dibeli pengembang dengan harga Rp 500.000/m2, kemudian dijual kembali dengan harga Rp1.500.000/m2. Kata dia, model bisnis seperti itu bukan model bisnis pengembang melainkan spekulan tanah.

“Pengembang harus mengikuti aturan Pemerintah bahwa luas efektif tanah yang bisa dikembangkan itu hanya 50% - 60% dari total luas tanah yang dimiliki. Jadi kalau harga beli tanah mentah sebesar Rp3.500.000/m2, maka modal tanah berdasarkan luas efektif sebenarnya sudah menjadi Rp. 7.000.000/m2,” ungkapnya.

“Nah, ketika orang lain melihat bahwa harga pembelian awal murah, mereka langsung mengatakan pengembang untung besar. Mereka tidak melihat proses panjang dan potensi risiko yang harus dilalui pengembang.  Misalnya, ketika tanah tidak dapat diakuisisi dengan baik, tanah tidak dapat dikembangkan, akhirnya hanya menjadi investasi mati,” lanjutnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI