Suara.com - Indonesia baru mempunyai dua referensi harga batu bara yaitu Indonesian Coal Index yang dikeluarkan oleh Coalindo Energy dan Harga Batu Bara Acuan (HBA), serta Harga Pedoman Batu Bara(HPB) yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia.
Namun, dua referensi harga tersebut diperuntukkan bagi batu bara dengan waktu penyerahan saat ini dan penyerahan satu bulan ke depan. Sampai saat ini, belum ada referensi harga batu bara di Indonesia untuk penyerahan batu bara dengan periode di atas satu bulan ke depan, yang mencakup tiga bulan, enam bulan, satu tahun ke depan, dan seterusnya.
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) bersama dengan Bursa Berjangka Jakarta atau Jakarta Futures Exchange,serta PT. Bukit Asam Tbk. meluncurkan pasar fisik batu bara online.
Tujuan dari pasar fisik batu bara online ini adalah untuk menambah referensi harga batu bara Indonesia yang sudah ada.
Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Sutriono Edi mengatakan, dengan kehadiran perdagangan fisik batu bara online, diharapkan kontrak perdagangan batu bara yang umumnya dibuat dalam periode yang panjang dapat menjadi lebih akurat.
Hal ini disebabkan kontrak dalam periode yang panjang tersebut menggunakan referensi harga dengan penyerahan batu bara sesuai periode kontrak yang ada, bukan hanya berdasarkan harga batu bara dengan penyerahan saat ini atau penyerahan satu bulan ke depan, walaupun periode kontrak batu bara lebih dari satu bulan.
“Dalam pelaksanaannya, pasar fisik batu bara terorganisir memiliki komite batu bara. Komite batu bara ini berasal dari perwakilan pemangku kepentingan pasar fisik batu bara yang berhak mewakili atau yang ditunjuk secara tertulis oleh pihak-pihak terkait, tetapi tidak terbatas pada peserta penjual, peserta pembeli, dan instansi terkait,” kata Sutriono seperti dilansir dari laman Kementerian Perdagangan, Rabu (2/7/2014).
Menurut Sutriono, ketersediaan sumber daya batu bara Indonesia sekitar 168 miliar ton, sementara cadangan batu bara berjumlah 28 miliar ton. Saat ini Indonesia berada di posisi kelima terbesar produsen batu bara dunia dengan produksi batu bara mencapai sekitar 400 juta ton.
Dari jumlah tersebut, sekitar 80% produksi batu bara Indonesia ditujukan untuk ekspor, sehingga Indonesia dikenal juga sebagai eksportir thermal coal terbesar.
“Indonesia mempunyai sumber daya batu bara yang cukup besar. Oleh sebab itu, Indonesia seharusnya memanfaatkan letak geografisnya sebagai negara penyedia sumber energi untuk pertumbuhan Asia karena faktor kedekatan dengan negara-negara tersebut sehingga dapat membeli dengan cepat,” tuturnya.