Laju Penebangan Hutan di Indonesia Tertinggi di Dunia

Doddy Rosadi Suara.Com
Selasa, 01 Juli 2014 | 13:52 WIB
Laju Penebangan Hutan di Indonesia Tertinggi di Dunia
Ilustrasi penebangan hutan (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Climate Change menunjukkan bahwa laju deforestasi atau penebangan hutan di Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia melampaui Brasil.

Padahal pemerintah Indonesia telah mengeluarkan moratorium (penghentian sementara) deforestasi pada Mei 2011. Namun berdasarkan studi tersebut tercatat Indonesia justru kehilangan 840.000 hektar hutan pada tahun 2012 di mana lebih besar dibandingkan dengan Brasil yang hanya 460.000 hektare.

"Temuan ini merupakan sebuah peringatan mendesak sifatnya. Penghancuran hutan yang meningkatkan emisi gas rumah kaca Indonesia, menyebabkan satwa seperti harimau sumatera ke ambang kepunahan, dan menciptakan kondisi kebakaran hutan dan bencana kabut asap yang dahsyat di Asia Tenggara," kata Juru Kampanye Hutan Greenpeace di Asia Tenggara Yuyun Indradi.

"Sementara itu sebagai langkah awal, jelas bahwa moratorium hutan Indonesia yang dilakukan ternyata tidak berhasil. Penegakan hukum lemah di mana bahkan taman nasional juga dijarah," tambahnya.

Menurut Yuyun, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus mengambil tindakan cepat pada sisa masa pemerintahannya apalagi moratorium hutan merupakan upaya komitmennya untuk memerangi perubahan iklim.

Pada 2009, Presiden SBY membuat komitmen penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 26 persen dari Business as Usual di tahun 2020, atau sebesar 41 persen dengan bantuan internasional. Komitmen tersebut ditindaklanjuti dengan mengeluarkan Peraturan Presiden di tahun 2011 tentang moratorium izin-izin konsesi baru dan pembukaan hutan alam dan gambut.

"Sekarang adalah saatnya untuk bertindak. Presiden SBY memiliki kesempatan untuk memperkuat warisan hijaunya. Apakah ia akan mengambil tindakan segera untuk memperkuat hukum yang melindungi semua hutan dan lahan gambut kaya karbon sebelum masa jabatannya habis, ataukah ia akan melihat kebijakannya tersebut hilang ditelan asap?" ujar Yuyun. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI