BPS: Jumlah Penduduk Miskin Berkurang

Doddy Rosadi Suara.Com
Selasa, 01 Juli 2014 | 12:49 WIB
BPS: Jumlah Penduduk Miskin Berkurang
Warga melakukan aktivitas di kawasan perkampungan kumuh di Kapuk Teko, Jakarta Barat. (Antara/Rivan Awal Lingga)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada Maret 2014, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 28,28 juta orang (11,25 persen). Jumlah itu berkurang sebesar 0,32 juta orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2013 yang sebesar  28,60 juta orang (11,46 persen).

Namun, jumalah itu  bertambah sebesar 0,11 juta orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2013 yang sebesar 28,17juta orang (11,36 persen).

Selama periode September 2013–Maret 2014, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun sebanyak 0,17 juta orang (dari 10,68 juta orang pada September 2013 menjadi 10,51 juta orang pada Maret 2014).

"Jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun sebanyak 0,17 juta orang, sementara di pedesaan turun sebanyak 0,15 juta orang pada maret 2014", kata Kepala BPS Suryamin, dalam Konpers di Gedung 3 BPS, Selasa (1/06/2014).

Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2013 sebesar 8,55 persen, turun menjadi 8,34 persen pada Maret 2014. Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan turun dari 14,37 persen pada September 2013 menjadi 14,17 persen pada
Maret  2014.

Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi  bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Sumbangan Garis Kemiskinan  Makanan terhadap Garis Kemiskinan pada Maret 2014 tercatat sebesar 73,54 persen, kondisi ini tidak jauh berbeda dengan kondisi September 2013 yaitu sebesar 73, 43 persen.

Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di perkotaan relatif sama  dengan di perdesaan, diantaranya adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging ayam ras, mie instan, gula pasir, tempe dan tahu. Sedangkan, untuk komoditi bukan makanan diantaranya adalah biaya  perumahan, listrik, pendidikan, dan bensin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI