Suara.com - Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia menjamin pasokan daging sapi cukup untuk memenuhi permintaan selama Ramadan dan Lebaran. Sekjen Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia Rchadi Tawaf mengatakan, saat ini peternak tengah memasuki panen raya.
Selain itu, pemerintah juga sudah membuka impor daging sapi selebar-lebarnya. Karena itu, pasokan daging sapi dipastikan cukup selama Ramadan dan Lebaran.
Namun, Rochadi tidak bisa memberikan jaminan harga daging sapi tidak akan naik meski pasokan cukup.
“Ini kan selalu terjadi setiap tahun, harga naik meski pasokan daging sebenarnya cukup. Jadi, ada kecenderugan selama Ramadan dan Lebaran konsumen tidak membeli jeroan sehingga pedagang terpaksa membebankan kerugian dari penjualan jeroan ke harga daging sapi. Kalau itu tidak dilakukan, pedagang tidak bisa menutupi modalnya,” kata Rochadi kepada suara.com melalui sambungan telepon, Jumat (27/6/2014).
Rochadi mengatakan, pemerintah seharusnya mengubah fungsi Rumah Pemotongan Hewan yang hanya sebagai tempat pemotongan menjadi tempat proses daging hingga menjadi potongan.
Proses seperti ini dilakukan di Australia di mana daging langsung dipotong di RPH. Di RPH tersebut juga disediakan tempat penyimpangan daging sehingga daging yang tidak laku bisa disimpan disitu.
“Selama ini kita menerapkan sistem hot chain yaitu daging dipotong malam hari dan harus dijual besok paginya. Kalau sistem cold chain, daging yang sudah dipotong bisa disimpan di gudang pendingin dan tidak harus langsung dijual ketika sudah dipotong,” jelasnya.
Kata Rochadi, pengubahan fungsi Rumah Pemotongan Hewan menjadi tempat pemrosesan daging diyakini bisa mereda kenaikan harga daging secara tinggi selama Ramadan dan Lebaran. Asalkan, para pedagang bia menyewa tempat penyimpangan daging di RPH tersebut dengan harga yang murah.