Suara.com - Bank Indonesia memproyeksikan kebutuhan uang (outflow) selama Ramadan dan Lebaran tahun ini sebesar Rp118,5 triliun. Jumlah itu meningkat 14,9 persen dibandingkan realisasi kebutuhan uang periode 2013 yang mencapai Rp103,2 triliun.
"Beberapa hal yang mempengaruhi kenaikan outflow tersebut antara lain pembayaran gaji ke-13 PNS-TNI-Polri yang realisasi penarikannya dilakukan pada bulan Juli 2014," kata Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang BI Lambok Siahaan di Jakarta, Kamis (26/6/2014).
Selain itu, lanjut Lambok, periode awal Ramadan bersamaan dengan liburan anak sekolah serta jumlah hari libur lebaran yang berjumlah enam hari atau lebih lama dibandingkan 2013 yaitu 5 hari juga mempengaruhi kenaikan kebutuhan Ramadhan/Idul Fitri 2014.
Berdasarkan pecahannya, uang pecahan besar atau Rp20.000 ke atas, diproyeksikan sebesar Rp108,8 triliun atau meningkat 14 persen dibandingkan 2013 yang mencapai Rp95,5 triliun.
Sedangkan untuk uang pecahan kecil atau Rp10.000 ke bawah, diproyeksikan sebesar Rp9,6 triliun atau meningkat 25,6 persen dari realisasi periode yang sama pada 2013 yang mencapai Rp7,7 triliun.
Sebagaimana sebuah siklus tahunan, selama periode Ramadan/Idul Fitri umumnya terjadi peningkatan kebutuhan uang tunai seiring dengan peningkatan transaksi di masyarakat. Posisi uang kartal yang diedarkan pada periode lebaran mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 14,9 persen.
Untuk periode Ramadan/Idul Fitri 2014, Bank Indonesia akan membuka kegiatan layanan kas dari 30 Juni hingga 25 Juli 2014. Adapun kegiatan layanan kas Bank Indonesia selama 6 hari (26-31 Agustus 2014) dan akan buka kembali pada Jumat 1 Agustus 2014. (Antara)