Suara.com - Ledakan properti di Indonesia terjadi karena pertumbuhan kelas menengah seiring dengan kemajuan pertumbuhan ekonomi di Tanah Air.
"Ledakan properti terjadi karena memenuhi kebutuhan masyarakat kelas menengah yang membesar," kata Aidil Akbar dalam acara diskusi investasi di properti yang digelar di Jakarta, Senin (23/6/2014).
Menurut Aidil Akbar, ledakan kelas menengah yang mengakibatkan semakin tingginya biaya hidup itu juga diakibatkan ledakan jumlah penduduk di Indonesia.
Ia mengemukakan generasi kakek-nenek dari populasi pemuda Indonesia saat ini rata-rata memiliki 5-10 anak dan generasi orangtua para pemuda rata-rata 3-5 anak.
"Dengan demikian, satu pasangan kakek-nenek saja bisa menghasilkan 50 pasangan baru," tuturnya.
Sedangkan jumah lahan terlebih di kota besar, ujar dia, sangat terbatas dan kondisi infrastruktur tidak memadai.
Karena itu, Aidil juga menginginkan pemerintah dapat membuat infrastruktur guna menunjang pertumbuhan properti, terutama dengan semakin bermunculan kota-kota satelit seperti di sekitar Jabodetabek.
Sementara itu, konsultan properti internasional Jones Lang Lasalle (JLL) memperkirakan pertumbuhan sewa kantor di Jakarta pada 2014 akan melambat, setelah dinilai tertinggi di Asia-Pasifik pada 2013.
"Kami memperkirakan pertumbuhan sewa kantor di Jakarta akan menurun tajam pada 2014," ucap Kepala Riset Asia-Pasifik JLL Jane Murray.
Menurut dia, penurunan tingkat pertumbuhan sewa kantor terjadi karena pihak korporasi yang akan beraktivitas di Ibu Kota RI itu akan bersikap hati-hati antara lain karena adanya Pemilu 2014.