Kinerja Indosat Memburuk, Tidak Perlu Dibeli Kembali

Doddy Rosadi Suara.Com
Senin, 23 Juni 2014 | 13:44 WIB
Kinerja Indosat Memburuk, Tidak Perlu Dibeli Kembali
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rencana calon Presiden Joko Widodo untuk membeli kembali PT Indosat menuai kontroversi. Pengamat ekonomi dan pasar modal Yanuar Rizky mengatakan, pembelian kembali atau buy back PT Indosat memerlukan dana yang besar.

Kata dia, pemerintah harus mengalokasikan dana yang tidak sedikit di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) apabila ingin membeli kembali PT Indosat. Selain itu, pembelian kembali PT Indosat harus ada persetujuan dari pemilik saat ini yaitu PT SingTel.

“PT Indosat itu kan perusahaan publik jadi kalau pemerintah mau beli tentunya yang punya harus mau menjual dulu. Itu perlu dana yang besar karena harganya sekarang pasti sudah lebih tinggi dibandingkan ketika dijual. Apa pemerintah ada dana untuk membeli kembali PT Indosat. Kalau menurut saya, pembelian kembali PT Indosat tidak harus jadi skala priorotas,” kata Yanuar kepada suara.com melalui sambungan telepon, Senin (23/6/2014).

Yanuar menambahkan, kinerja PT Indosat saat ini tengah menurun. Kata dia, pendapatan semua perusahaan telekomunikasi yang sudah go public turun karena tergerusnya pemasukan dari penjualan pulsa. Karena itu, dia menilai pembelian kembali PT Indosat demi mendapatkan satelit Palapa terkait kerahasian negara tidak harus jadi prioritas.

“Bank Rakyat Indonesia kan juga sudah punya satelit, kalau emang intinya adalah membeli Indosat untuk bisa menggunakan satelit Palapa, menurut saya lebih baik membentuk perusahaan baru atau meminjam satelit BRI dibandingkan harus membeli kembali Indosat,” tegasnya.

Dalam debat capres semalam, calon Presiden Prabowo Subiantio bertanya kepada capres Joko Widodo tentang penjualan PT Indosat kepada perusahaan telekomunikasi Singapura. Jokowi menjawab, dalam salah satu klausul penjualan tersebut disebutkan, Indonesia bisa membeli kembali (buyback) PT Indosat.

Saham pemerintah Indonesia di Indosat tercatat hanya 14,29 persen. Adapun pemilik saham mayoritas Indosat adalah Ooredoo Asia Pte. Ltd sebesar 65 persen, lalu sisanya digenggam oleh Skagen AS entities 5,42 persen dan saham publik sebesar 15,29 persen.

Pada 2002, STT dan Singapore Telecommunication (Singtel), membeli saham Indosat dan Telkomsel. Temasek menguasai 100 persen saham STT dan 54 persen Singtel. STT mempunyai 42 persen saham di Indosat dan Singtel memegang 35 persen di Telkomsel. Selang enam tahun kemudian, STT menjual saham mereka di Indosat kepada Qatar Telecom.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI