Suara.com - Salah satu perusahaan milik keluarga Bakrie, PT Bumi Resources (BUMI) terancam kembali gagal membayat utang. Hari ini, para pemegang obligasi valuta asing BUMI akan bertemu di Singapura untuk membahas utang yang telah jatuh tempo.
BUMI memerlukan 75 persen suara dari pemegang obligasi untuk menyetujui perpanjangan pembayaran kupon obligasi valas yang seharusnya dilakukan pada 11 Juni 2014. BUMI merupakan perusahaan kerja sama antara Bakrie dengan pengusaha Inggris Nathaniel Rotschild. Namun, kerja sama keduanya berakhir di tengah jalan.
“Kegagalan pembayaran yang dilakukan oleh BUMI akan mempengaruhi investor dalam melihat gambaran tentang Indonesia,” kata Tobias Bettkober analis dari Holinger Asset Management AG di Zurich.
Apabila gagal membayar kupon obligasi valas, maka BUMI akan bergabung dengan perusahaan milik Bakrie lainnya yaitu PT Bakrie Telecom dan PT Bakrieland Development yang juga gagal membayar obligasi valuta asing yang jatuh tempo.
Sebelumnya, Bumi Resources Tbk gagal membayar kupon obligasi valas yang seharusnya dilakukan pada 12 Mei 2014. Perseroan memiliki waktu tenggang hingga 11 Juni 2014.
Obligasi itu diterbitkan melalui anak usaha perseroan Bumi Capital Pte Ltd dan jatuh tempo pada 2016. Nilai obligasi yang diterbitkan anak usaha BUMI itu sebesar 300 juta dolar Amerika.
Saham BUMI anjlok 64 persen menjadi Rp165 per lembar. Sedangkan saham perusahaan Bakrie lainnya hanya diperdagangkan di posisi Rp50 per lembar. Anjloknya kinerja BUMI karena turunnya harga batu bara serta meningkatnya suku bunga. (Bloomberg)