Suara.com - Pembelian 6,13 persen saham PT MNC Investama Tbk (BHIT) oleh investor dengan nama Tanoesudibjo/Prabowo-Hatta tidak akan mempengaruhi indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia. Karena, kata analis pasar modal dari Universal Broker, Satrio Utomo, transaksi Rp869,8 miliar terjadi di pasar negosiasi dan bukan pasar regular.
Bursa Efek Indonesia menggolongkan perdagangan saham dalam tiga pasar yaitu pasar regular, pasar negosiasi dan pasar tunai. Saham-saham di pasar regular diperdagangkan dalam satuan perdagangan lot dan berdasarkan mekanisme tawar-menawar selama periode perdagangan. Harga yang terjadi di pasar ini akan digunakan sebagai dasar perhitungan indeks di Bursa Efek Indonesia.
Sedangkan pasar negosiasi dilaksanakan berdasarkan tawar menawar individual antara anggota Bursa Beli dengan anggota Bursa Jual dengan berpedoman pada kurs terakhir di Pasar Reguler. Saham yang diperdagangkan di pasar negosiasi tidak digunakan sebagai dasar perhitungan indeks di Bursa Efek Indonesia.
“Itu mungkin hanya sekadar pencitraan untuk mendapatkan kesan bahwa ‘Prabowo-Hatta adalah investor saham di Bursa Efek Indonesia’. Transaksi tersebut jelas tidak bermanfaat kepada pemodal yang lain karena transaksinya di pasar negosiasi dan bukan di pasar regular,” kata Satrio ketika dihubungi suara.com melalui sambungan telepon, Jumat (20/6/2014).
Satrio menduga, pembelian saham BHIT tersebut merupakan upaya untuk melawan Jokowi Effect di pasar modal. Selama ini, kata dia, harga saham cenderung turun jika elektabilitas Prabowo naik. Satrio memperkirakan transaksi pembelian saham BHIT tersebut terjadi pada minggu pertama atau minggu kedua Juni.
“Kalau dana tersebut kemudian digunakan untuk menyangga market ketika elektabilitas Prabowo meningkat, jelas bagus untuk pasar. Cuma, untuk menyangga seperti ini uang sebesar Rp1 triliun kurang, mungkin butuh sekitar Rp3-10 triliun untuk menyangga pasar,” jelasnya.
Di layar saham Bloomberg pada Kamis (19/6/2014), muncul informasi pemegang saham PT MNC Investama Tbk (BHIT) dengan tulisan Tanoesudibjo/Prabowo-Hatta yang menjadi pemegang saham 6,13%.
Seperti dilansir laman investasi Bareksa, pasangan calon Presiden Prabowo Subianto memborong saham 4 perusahaan grup MNC dengan total nilai Rp869,8 miliar.