Suara.com - Dosen Adminsitrasi Publik FISIP Universitas Indonesia (UI) Vishnu Juwono menyayangkan debat calon Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Prabowo Subianto tidak membahas cara meningkatkan pendapatan pajak.
"Padahal pendapatan pajak selama beberapa tahun ini bisa mencapai 70 persen dari proporsi pendapatan negara," katanya ketika ditemui di Kampus UI Depok, Senin (16/6/2014).
Menurut dia, dalam visi-misi kedua kandidat Presiden tersebut juga dibahas mengenai rencana mereka untuk menaikkan rasio pajak di mana Prabowo ingin menaikkan rasio pajak terhadap PDB dari 12 persen menjadi 16 persen, sedangkan Joko Widodo juga menargetkan rasio pajak menjadi 16 persen.
Dikatakannya, pada April 2014 saat mantan Dirjen Pajak Hadi Purnomo ditetapkan sebagai tersangka, Jokowi pernah mengangkat wacana bahwa Direktorat Pajak dijadikan lembaga yang langsung di bawah presiden.
"Dengan dijadikan Direktorat Pajak lembaga independen akan menjadi bahan diskusi yang menarik bagi kedua kandidat Presiden untuk meningkatkan pendapatan pajak yang pada tahun 2013 mencapai lebih dari Rp 1.000 triliun," katanya.
Vishnu mengatakan secara umum debat antara Calon Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dengan Prabowo Subianto berlangsung relatif seimbang. Kekuatan Prabowo adalah pada format paparan umum mengenai kebijakan ekonomi yang akan dijalankannya yang berfokus pada penyelamatan kekayaan negara.
Pemilu Presiden yang berlangsung pada 9 Juli 2014 akan diikuti dua pasangan capres dan cawapres, yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). (Antara)