Suara.com - Pengamat ekonomi Universitas Indonesia Faisal Basri menilai pembelian Bank Mutiara bisa dilakukan dengan obligasi rekap sehingga tanpa dana tunai.
"Bank Mandiri misalnya masih memegang cukup banyak obligasi rekap," kata Faisal dalam diskusi bertajuk "Penjualan Bank Mutiara Harga Jual Vs PMS" di Jakarta, Senin (16/6/2014).
Dia mengatakan saat ini Bank Mandiri memiliki obligasi rekap sekitar Rp8 triliun sehingga mampu membeli Bank Mutiara. Faisal menilai pemerintah bisa membeli kembali obligasi rekap dengan mencicil sesuai dengan kemampuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Langkah itu bisa menurunkan utang pemerintah.
"Bisa juga menjadi tambahan ruang untuk ekspansi Bank Mandiri," ujarnya.
Menurut dia, langkah itu juga sejalan dengan visi pemerintah untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 dengan mengkonsolidasikan perbankan nasional di tingkat kawasan.
Selain itu Faisal membandingkan ongkos yang harus dibayarkan apabila BM ditutup atau diselamatkan.
"Ternyata ongkos dari penyelamatan Bank Mutiara lebih murah dibandingkan apabila ditutup," katanya.
Faisal menjelaskan jika Bank Mutiara diselamatkan ongkosnya sebesar Rp3,96 triliun. Angka itu didapat dari nilai Penyertaan Modal Sementara Rp6,76 triliun dikurangi dua kali nilai buku (disehatkan lalu dijual) sebesar Rp2,8 triliun.
"Apabila ditutup, Dana Pihak Ketiga Rp6,4 triliun lalu potensi penjualan aset Rp600 miliar, maka ongkos penutupan Bank Mutiara adalah Rp4,7 triliun," ujarnya. (Antara)