Ekonomi Membaik, BI Rate Dipertahankan 7,5 Persen

Doddy Rosadi Suara.Com
Kamis, 12 Juni 2014 | 21:35 WIB
Ekonomi Membaik, BI Rate Dipertahankan 7,5 Persen
Logo Bank Indonesia
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bank Indonesia tetap mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 7,50%, dengan suku bunga Lending Facility dan suku bunga Deposit Facility masing-masing tetap pada level 7,50% dan 5,75%. Keputusan itu diambil dalam Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (12/6/2014).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara mengatakan, kebijakan tersebut masih konsisten dengan upaya untuk mengarahkan inflasi menuju ke sasaran 4,5±1% pada 2014 dan 4±1% pada 2015, serta menurunkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat.

Bank Indonesia menilai proses penyesuaian ekonomi berjalan cukup baik, meskipun terdapat sejumlah risiko yang perlu diwaspadai, dan menempuh langkah-langkah antisipatif guna memastikan sasaran inflasi dapat dicapai dan kinerja transaksi berjalan terus membaik,” kata Tirta dalam surat elektronik yang diterima suara.com, Kamis (12/6/2014).

Untuk itu, Bank Indonesia akan senantiasa memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial serta kebijakan untuk memperkuat struktur perekonomian domestik dan pengelolaan Utang Luar Negeri (ULN), khususnya ULN korporasi.

Selain itu, Bank Indonesia juga akan meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah dalam pengendalian inflasi dan defisit transaksi berjalan.

Tirta menambahkan, perekonomianglobal terus membaik, meskipun dengan kecepatan yang moderat. Perbaikan ekonomi dunia terutama didorong oleh pulihnya ekonomi negara maju, sejalan dengan stimulus moneter yang berkelanjutan. Hal itu tercermin pada indikator penjualan dan kinerja manufaktur di Eropa dan AS yang terus membaik.

“Perbaikan ekonomi AS dan Eropa tersebut diperkirakan akan mendorong peningkatan volume perdagangan dunia. Sejalan dengan hal tersebut, harga komoditas mulai menunjukkan perbaikan. Ke depan, terdapat sejumlah risiko perekonomian global yang perlu untuk terus diwaspadai, antara lain, perlambatan ekonomi Cina dan normalisasi kebijakan the Fed,” tegasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI