Di Sesi Pembukaan IHSG BEI Naik 3,89 Poin, Rupiah Malah Melemah

Laban Laisila Suara.Com
Kamis, 05 Juni 2014 | 11:15 WIB
Di Sesi Pembukaan IHSG BEI Naik 3,89 Poin, Rupiah Malah Melemah
Ilustrasi (sxc.hu)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis dibuka naik 3,89 poin atau 0,08 persen menjadi 4.936,45 , sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 0,39 poin (0,05 persen) ke level 832,49, pada sesi pembukaan hari ini, Kamis (5/6/2014).

Sementara nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi bergerak melemah sebesar empat poin menjadi Rp11.864 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp11.860 per dolar AS.

"Sentimen positif dari pernyataan Menteri Keuangan dimana ekspektasi peningkatan kredit konsumsi perbankan memberikan sentimen yang cukup baik bagi pasar. Namun, bursa Asia yang bergerak mendatar cenderung menahan penguatan lebih lanjut," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta.

Dia menambahkan bahwa masih adanya daya beli pada saham-saham manufaktur, perdagangan, dan beberapa properti setidaknya dapat mengurangi sentimen negatif dari eksternal.

"Namun, fluktuasinya sentimen yang beredar baik dari dalam negeri maupun eksternal akan membuat pergerakan indeks BEI bervariasi," katanya.

Berbeda dengan pasar saham, nilai mata uang dolar jutru menguat dari rupiah yang didorong data ekonomi Amerika terakhir.

"Penguatan dolar AS menyusul beberapa data ekonomi Amerika Serikat yang cenderung positif, membuat nilai tukar rupiah sulit untuk terapresiasi," terang Reza.

Apalagi, lanjut dia, data-data AS lainnya yang akan dirilis berhubungan dengan ketenagakerjaan dan diekspektasikan bertumbuh sehingga menambah sentimen positif bagi mata uang dolar AS.

Dia menambahkan bahwa pergerakan mata uang euro dan yen Jepang yang juga masih cenderung tertekan terhadap dolar AS kembali dimanfaatkan pelaku pasar untuk melanjutkan memburu dolar AS untuk menjaga aset.

Sementara itu, Tim Analis Mandiri Sekuritas dalam kajiannya mengemukakan bahwa dari dalam negeri, investor sedang menantikan kebijakan suku bunga acuan (BI Rate) yang sedianya akan diputuskan oleh Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada pekan depan.

Selain itu, lanjut dia, pelaku pasar juga sedang menanti kebijakan Bank Indonesia dalam melakukan intervensi terhadap pergerakan nilai tukar rupiah yang saat ini cenderung melemah ini. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI