Suara.com - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, tidak ada kepanikan dari pelaku usaha terkait lonjakan importasi telepon seluler dan komputer tablet sebesar 58,9 persen pada April 2014 dengan nilai mendekati 332 juta dolar Amerika.
"Tidak ada kepanikan, dan tidak ada yang akan menimbun telepon karena jika ditimbun dalam waktu enam bulan akan ada model baru lagi. Jadi ini bukan kepanikan seperti yang disinyalir," kata Lutfi dalam jumpa pers di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (3/6/2014).
Nilai impor barang serupa pada Maret 2014 sebesar 209 juta dolar AS.
Lutfi mengatakan, beberapa waktu lalu memang ada wacana untuk mengenakan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) untuk telepon seluler, dan disinyalir rencana pemerintah tersebut mengakibatkan adanya lonjakan importasi telepon seluler dan tablet.
"Beberapa waktu lalu ada ide untuk mengenakan PPnBM untuk ponsel, tapi kami bertekad pajak itu akan dikenakan jika ada industri di dalam negeri. Terkait adanya masalah kepanikan, saya yakin impor dikarenakan kebutuhan produk yang sangat banyak," ujar Lutfi.
Lutfi menjelaskan, tingkat konsumsi telepon seluler di dalam negeri memang sangat tinggi dimana ada kurang lebih sebanyak 220 juta nomor yang dipakai oleh masyarakat.
Namun, lonjakan importasi tersebut bukan diakibatkan adanya kepanikan dikarenakan adanya rencana pemerintah untuk menerapkan PPnBM telepon seluler melainkan hanya sebuah siklus yang nantinya juga akan mengalami penurunan.
Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa telepon seluler dan juga tablet menjadi salah satu pemicu adanya kenaikan impor sebesar 11,93 persen, atau menjadi 16,26 miliar dolar Amerika pada April 2014, sementara pada Maret 2014 senilai 14,52 miliar dolar Amerika.
"Tingginya impor didorong melonjaknya permintaan terhadap mesin dan peralatan mekanik. Peralatan elektronik seperti ponsel dan tablet menjadi pemicunya," kata Kepala BPS Suryamin. (Antara)