Permintaan Ponsel dan Tablet Naik, Impor Melonjak

Doddy Rosadi Suara.Com
Senin, 02 Juni 2014 | 16:10 WIB
Permintaan Ponsel dan Tablet Naik, Impor Melonjak
Ilustrasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan total nilai impor Indonesia selama April 2014 mencapai 16,26 miliar dolar Amerika, naik 11,93 persen dibanding impor Maret 2014 (month on month /MoM) sebesar 14,52 miliar dolar Amerika.

"Tingginya impor didorong melonjaknya permintaan terhadap mesin dan peralatan mekanik. Peralatan elektronik seperti ponsel dan tablet menjadi pemicunya," kata Kepala BPS Suryaman, di Gedung BPS, Jakarta, Senin (2/6/2014).

Menurut Suryamin, impor periode April 2014 terdiri atas impor non migas 12,56 miliar dolar Amerika, dan impor migas senilai 3,69 miliar dolar Amerika.

Selama April 2014 impor mesin dan peralatan mekanik terbesar mencapa 2,35 miliar dolar Amerika, naik 17,89 persen diibandiing Maret 2014 yang mencapai 1,99 miliar dolar Amerika. Selanjutnya impor mesin dan peralatan listrik naik 17,8 persen dari 1,39 miliarĀ  dolar Amerika menjadi 1,644 miliar dolar Amerika.

Adapun impor perlatan mesin dan mekanik terutama didatangkan dari Jepang, Korea Selatan dan Singapura.

"Kami menduga tingginya permintaan ponsel dan tablet, terkait dengan rencana pemerintah menaikkan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) komoditas itu," tegas Suryamin.

Selain itu impor selama April 2014 juga terkait dengan maraknya pasokan barang dari luar negeri menjelang puasa dan lebaran 2014.

"Jangan salah, produk impor untuk memenuhi kebutuhan pokok berupa bahan makanan jelang puasa dan Lebaran juga tinggi, terutama seperti mentega, gula, keju, susu dan termasuk daging sapi," tegas Suryamin.

Meski demikian secara kumulatif nilai impor Januari-April 2014 berhasil ditekan menjadi 59,49 miliar dolar Amerika, atau turun 4,23 persen dibanding periode sama 2013 sebesar 62,11 miliar dolar Amerika. Sebesar 44,79 miliar dolar Amerika diantaranya merupakan impor nonmigas. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI