Suara.com - Setelah sempat mencapai posisi tertinggi 4.998, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) gagal menembus level 5.000. Pada sesi penutupan perdagangan, Jumat (30/5/2014), IHSG terpuruk dan turun 91 poin atau 1,8 persen ke posisi 4.893.
Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia bukan satu-satunya indeks di kawasan Asia yang anjlok. Hampir sebagian besar indeks regional melemah. Bursa Efek Indonesia menjadi pasar modal dengan penurunan indeks terbesar di kawasan Asia.
Bursa saham di Korea Selatan merupakan pasar modal dengan penurunan indeks terbesar kedua yaitu 0,9 persen. Hampir semua indeks regional turun seperti indeks Topix (Jepang) turun 0,1 persen, indeks S&P/ASX 200 melemah 0,5 persen dan indeks Straits Times (Singapura) turun 0,1 persen.
“Masih ada ruang untuk koreksi setelah rally yang terjadi di sepanjang bulan ini. Inflasi Jepang juga cukup menggembirakan sehingga mengurangi potensi pelonggaran kebijakan moneter yang lebih lama,” kata Desmond Chua, analis dari CMC Markets.
Pada sesi perdagangan hari ini, volume perdagangan di Bursa Efek Indonesia 7,8 miliar lot saham dengan nilai transaksi Rp9,5 triliun dan frekwensi 205 ribu kali. Ada 119 saham yang naik, 193 saham turun dan 63 saham stagnan. Sejumlah saham yang naik antara lain Matahari Putra Prima, Media Nusantara Citra dan Indah Kiat Pulp and Paper. Sedangkan saham yang turun antara lain Bank Rakyat Indonesia, Bank Central Asia dan Perusahaan Gas Negara. (RTI/Bloomberg)