Suara.com - Pascameledaknya rumah pompa Pertamina Bungus Teluk Kabung, Rabu (14/5/2014), harga premium eceran di kota Padang, Sumatera Barat melonjak akibat menipisnya stok di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
Sebuah kios bensin eceran di Kelurahan Pampangan, Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang misalnya, menjual BBM bersubsidi itu seharga Rp 9000, padahal biasanya harga eceran tertinggi (HET) Rp 7.000 per liter.
"Mau tidak mau harus dibeli, daripada berlama-lama antre di SPBU," ujar Rahmadi, seorang pengguna motor kota Padang, Jumat (16/5/2014).
Pilihan membeli BBM eceran dilakukan Rahmadi guna menghindari antrean panjang kendaraan bermotor yang hendak mengisi bahan bakar di SPBU. "Lebih baik beli eceran saja daripada harus antre lama-lama, kalau pun harus antre belum tentu bisa dapat karena antrenya ramai," katanya.
Berdasarkan pantauan Antara, sejumlah SPBU di kota Padang sudah dipadati antrean kendaraan roda dua dan empat sejak Kamis (15/5/2014) malam. Di SPBU jalan Sutomo antrean kendaraan roda empat meluber sampai badan jalan Raya. Di SPBU ini stok solar juga habis.
Pemandangan serupa juga terjadi di SPBU Jalan Perintis Kemerdekaan. Antrean kendaraan roda dua terjadi hingga tiga empat lapis. Sementara SPBU Jalan Veteran sempat kehabisan stok premium dan solar pada Kamis malam.
BBM jenis premium baru masuk SPBU tersebut pada Jumat pagi sedangkan solar masih kosong. Di SPBU ini juga terjadi antrean yang cukup padat. "Saya sudah antre hampir satu jam," kata Yoga salah seoarang pengendara yang ikut antre.
Kebakaran yang menghanguskan rumah pompa Pertamina Bungus Teluk Kabung pada Rabu (14/5/2014), mengakibatkan aktivitas distribusi ke truk dan kapal mengalami gangguan.
Asisten Manager External Relation Regional I, Fitri Erika menyatakan, Pihak Pertamina masih berupaya untuk memperbaiki rumah pompa yang rusak akibat kebakaran tersebut. Ia juga tak menampik distribusi BBM ke sejumlah SPBU yang ada di wilayah Sumbar menjadi terganggu.
"Kalau stok masih cukup. Sekarang premium tersedia 32.000 Kiloliter, Solar 14.800 Kiloliter, sedangkan minyak tanah 9.000 Kiloliter," ujarnya. Ia menambahkan, saat ini, distribusi BBM untuk wilayah Sumbar, dibantu dari Sei Siak, Pekanbaru, Jambi, Bengkulu, serta Dumai.