Suara.com - Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan kondisi perekonomian Amerika Serikat yang belum membaik merupakan salah satu faktor eksternal penyebab indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia menembus 5.000.
"Data di Amerika ternyata tidak sebagus yang diperkirakan sehingga itu memboost arus modal ke emerging market," ujarnya di Jakarta, Jumat (16/5/2014).
Chatib menambahkan faktor lainnya adalah angka pertumbuhan ekonomi Jepang yang relatif baik sehingga menyebabkan sentimen positif dan membuat arus modal menuju ke negara-negara berkembang di kawasan Asia.
"Angka Produk Domestik Bruto Jepang itu relatif baik, sehingga seperti yang kita perkirakan ekspor mudah-mudahan membaik di triwulan II," katanya.
Ia mengatakan menguatnya Indeks Harga Saham Gabungan juga didukung oleh faktor internal, yaitu membaiknya fundamental ekonomi karena defisit neraca transaksi berjalan relatif terjaga, inflasi rendah dan adanya kebijakan fiskal yang kuat.
Selain itu, ada kemungkinan respon positif dari pelaku pasar terhadap jalannya pemilihan umum presiden pada Juli mendatang, sehingga saat ini kondisi pasar modal masih dalam suasana kondusif dan tanpa gejolak.
"Paling tidak (pemilu) itu satu putaran, sehingga kalau itu terjadi maka Juli sudah terpilih presiden, sehingga ketidakpastian politiknya jauh lebih rendah," ujar Chatib.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat pagi dibuka naik 1,79 poin atau 0,04 persen menjadi 4.993,43, dan pada penutupan perdagangan sesi pertama menguat 19,69 poin atau 0,39 persen menjadi 5.011,33. (Antara)