Suara.com - Indonesia tidak akan bisa lagi memproduksi minyak atau lifting di posisi 900 ribu barel per hari. Direktur Eksekutif Indonesia Resources Studies (IRESS), Marwan Batubara mengatakan, belum beroperasinya secara penuh blok Cepu membuat lifting minyak yang rasional ada di kisaran 800 ribu barel per hari.
Kata Marwan, data yang dikeluarkan SKK Migas tentang kondisi lifting minyak saat ini merupakan data rill yang bisa dipercaya. Menurut dia, kontrak migas yang sudah dilakukan tidak bisa diharapkan untuk bisa memproduksi minyak lebih besar lagi.
“Selain Cepu, sepertinya kita tidak bisa lagi berharap untuk mendapat tambahan lifting yang besar. Blok Cepu itu kan rencananya maksimal bisa produksi 160 ribu barel per hari. Tapi, rencana itu selalu molor.
Awalnya 2011 lalu mundur jadi 2012 dan mundur lagi jadi 2013. Sekarang, kemungkinan juga belum bisa dilakukan pada 2014 dan baru 2015. Kalau Blok Cepu sudah bisa beroperasi maksimal pada tahun depan, maka lifting bisa digenjot dan kemungkinan bisa kembali ke angka 900 ribu barel per hari,” kata Marwan kepada suara.com melalui sambungan telepon, Jumat (16/5/2014).
Marwan menambahkan, rencana pemerintah untuk merevisi lifting minyak di APBN 2014 merupakan sesuatu yang masuk akal. Kata dia, target 870 ribu barel per hari akan sulit tercapai apabila masih mengandalkan kontrak migas yang selama ini sudah berjalan.
Beberapa waktu lalu, Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengungkapkan, lifting minyak pada tahun ini kemungkinan hanya bisa mencapai angka 820 ribu barel per hari. Karena itu, pemerintah akan mengajukan perubahan asumsi lifting minyak dalam APBN 2014 ke DPR saat membahas APBN Perubahan.