Suara.com - PT Bank Mandiri membantah isu yang beredar bahwa bank tersebut telah dibobol sebesar Rp21 miliar. Corporate Secretary PT Bank Mandiri Tbk, Nixon Napitupulu mengatakan, kasus pemblokiran ribuan kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) sama sekali tidak ada hubungannya dengan pembobolan dana bank.
Menurut dia, angka Rp21 miliar yang beredar di publik tersebut merupakan angka kerugian yang dialami bank lain akibat adanya pembobolan dana nasabah.
“Saya juga bingung kenapa sampai muncul isu Bank Mandiri dibobol Rp21 miliar. Setelah saya lihat lagi, ternyata angka itu sama dengan angka kerugian bank lain akibat kasus pembobolan. Saya tegaskan sekali lagi, tidak ada kasus pembobolan dana di Bank Mandiri,” tegas Nixon ketika dikonformasi suara.com melalui sambungan telepon, Rabu (14/5/2014).
Nixon menambahkan, para nasabah yang ATM-nya diblokir juga sudah mulai mengganti kartu mereka di sejumlah kantor cabang. Kata dia, ada sekitar 1.200-an kartu ATM yang diblokir.
“Mereka yang mengganti kartu itu juga sudah mengatakan tidak ada dananya yang berkurang. Penggantian kartu juga tidak dipungut biaya. Kami juga menyarankan para nasabah untuk mengganti secara rutin nomor PIN kartu ATM dan kalau bisa jangan pakai PIN sesuai dengan tanggal lahir,” ungkap Nixon.
Nixon mengungkapkan, apabila ada nasabah yang dananya berkurang ketika terjadi pemblokiran maka Bank Mandiri akan mengganti. Namun, hingga kini belum ada laporan dari nasabah tentang kehilangan dana di rekeningnya. Nixon juga memastikan tidak ada penarikan dana secara besar-besaran (rush) akibat pemblokiran kartu ATM ribuan nasabah.