Pelaku Pasar Pilih JK sebagai Cawapres Jokowi

Doddy Rosadi Suara.Com
Rabu, 14 Mei 2014 | 17:25 WIB
Pelaku Pasar Pilih JK sebagai Cawapres Jokowi
Jusuf Kalla [Suara.com/Bagus Santosa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pelaku pasar cenderung memilih mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla sebagai calon wakil presiden Joko Widodo. Analis dari Universal Broker, Satrio Utomo mengatakan, Jusuf Kalla dinilai sebagai sosok yang paling mumpuni dibandingkan sejumlah nama cawapres Jokowi yang sempat beredar ke publik.

Menurut dia, Jusuf Kalla bisa menutupi kekurangan Jokowi yang tidak punya banyak pendukung di luar Jawa. Selain itu, JK juga dikenal sebagai figur yang bisa diterima oleh Partai Kebangkitan Bangsa dan juga Partai Nasdem yang berkoalisi dengan PDI Perjuangan.

“Selama ini, Jokowi itu kan hanya menang di internet, dia tidak punya banyak pendukung di arus bawah (grass roots). Kalau dengan JK, kekurangan Jokowi itu bisa ditutupi karena JK punya banyak pendukung di luar Jawa, khususnya Sulawesi. Selain itu, JK kan juga menjadi capres dari PKB sehingga pasti akan mudah diterima. JK juga punya hubungan baik dengan Surya Paloh, Ketua Umum Partai Nasdem waktu masih di Golkar,” kata Satrio melalui sambungan telepon kepada suara.com, Rabu (14/5/2014).

Satrio mengatakan, pasar sempat merespon negatif ketika muncul sejumlah nama cawapres Jokowi yang diajukan oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Indeks saham langsung turun saat nama-nama yang muncul itu tidak sesuai dengan keinginan pelaku pasar.

“Pertama kali itu kan muncul nama Puan Maharani, pasar langsung merespon negatif begitu juga saat nama Ryamizard Ryacudu mulai beredar, responnya juga sama. Karena itu, pasar sebenarnya berharap cawapres yang akan diajukan adalah murni pilihan Jokowi dan bukan pilihan Megawati,” jelas Satrio.

Satrio menambahkan, apabila Jusuf Kalla dipilih sebagai cawapres Jokowi, maka indeks saham dipastikan akan terus meningkat. Bukan tidak mungkin, kata dia, IHSG bisa tembus ke level 5.000 yang merupakan titik tertinggi di sepanjang sejarah Bursa Efek Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI