Suara.com - Kota Batam, Kepulauan Riau, masih membutuhkan banyak hotel untuk mendukung pariwisata dan berbagai kegiaan industri manufaktur dan galangan kapal di kota itu. Wali Kota Batam Ahmad Dahlan mengatakan,
saat ini sudah terdapat 10.000 kamar hotel di Batam, tapi itu belum cukup.
“Sebagai kota tujuan wisatawan mancanegara terbesar ketiga di Indonesia, Batam membutuhkan banyak hotel untuk menampung turis dan sebagai kota tujuan meeting, incentive, converence dan exhibition (MICE), Batam juga membutuhkan hotel yang representatif untuk berbagai acara skala lokal, nasional, regional hingga internasional,” kata Ahmad Dahlan di Batam, Rabu (14/5/2014).
Selain untuk pariwisata dan MICE, hotel juga dibutuhkan untuk menampung pekerja dalam dan luar negeri yang tidak tinggal di Batam.
Kata dia, kebutuhan hotel tidak hanya di pusat kota atau pun tempat wisata, melainkan hampir di seluruh penjuru kota, terutama di lokasi-lokasi yang berdekatan dengan kawasan industri.
"Hotel dibutuhkan tidak hanya di Nagoya atau di Batam Centre, tapi di seluruh penjuru Batam," kata dia.
Sebagai kawasan industri dengan ratusan penanam modal asing, banyak pekerja dari daerah lain di Indonesia maupun dari luar negeri yang datang untuk melakukan pekerjaan singkat di Batam, sehingga dibutuhkan penginapan yang nyaman.
Apalagi saat pelaksanaan ASEAN Free Trade Area, Batam akan menjadi daerah tujuan menarik bagi warga negara tetangga.
Kepala Bidang Sarana dan Objek Wisata Dinas Pariwisata Kota Batam Rudi Panjaitan mengatakan saat ini sudah berdiri 178 hotel berbintang dan melati di Batam.
Dengan jumlah pengunjung dalam dan luar negeri yang mencapai tujuh hingga delapan juta orang setahun, maka Batam masih membutuhkan tambahan hotel.
"Masih memungkinkan untuk Batam menambah hotel, karena jumlah pengunjung tiap tahunnya selalu bertambah," kata dia. (Antara)