Target Pertumbuhan Ekonomi dan Lifting Minyak Dipangkas

Doddy Rosadi Suara.Com
Selasa, 13 Mei 2014 | 20:45 WIB
Target Pertumbuhan Ekonomi dan Lifting Minyak Dipangkas
Menkeu Chatib Basri (kiri) bersama Menko Perekonomian Hatta Rajasa. (Antara/Prasetyo Utomo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Keuangan Chatib Basri memastikan pemerintah merevisi asumsi pertumbuhan ekonomi menjadi 5,5 persen dalam RAPBN-Perubahan atau lebih rendah dari asumsi APBN 2014 yang ditetapkan sebesar 6,0 persen.

"'Growth-nya 5,5 persen untuk 2014, pertimbangannya karena kuartal satu tumbuh 5,2 persen," ujar Chatib saat ditemui di Jakarta, Selasa (13/5/2014).

Chatib mengharapkan pertumbuhan ekonomi akan meningkat mulai triwulan dua, yang didukung oleh membaiknya kinerja ekspor nasional setelah sektor tersebut sempat mengalami kontraksi pada awal tahun.

"Kita masih berharap di kuartal dua ekspornya akan membaik, karena di kuartal satu ini ekspornya drop-nya sangat dalam. Mudah-mudahan recovery terjadi dari segi ekspor, karena yang lain sebetulnya more or less sama," katanya.

Ia memastikan asumsi makro lainnya seperti lifting minyak ikut mengalami perubahan yaitu menjadi 818 ribu barel per hari, karena produksi minyak tahun ini mengalami penurunan, akibat belum beroperasinya ladang minyak Cepu.

"Cepu baru bisa berproduksi pada November, karena itu realisasinya sampai 31 Maret itu (hanya) hampir 800 ribu barel," kata Chatib.

Namun, menurut Chatib, asumsi laju inflasi, tingkat bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan dan harga ICP minyak tidak mengalami perubahan dibandingkan asumsi yang telah tercantum dalam APBN 2014.

"Inflasi sama di 5,5 persen, keliatannya inflasi malah lebih rendah dari year to date-nya. SPN 3 bulan juga sama, tidak berubah," ujarnya.

Terkait asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, Chatib tidak mengungkapkan lebih detail, namun dipastikan nilai tukar mengalami perubahan tidak jauh dari angka perkiraan pemerintah yaitu Rp11.500 per dolar AS.

"Yang pasti dibawah Rp12.000, kisarannya Rp11.500-Rp12.000 per dolar AS," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI