Boediono: Sri Mulyani Sempat Ingin Batalkan Bailout Century

Doddy Rosadi Suara.Com
Jum'at, 09 Mei 2014 | 16:44 WIB
Boediono: Sri Mulyani Sempat Ingin Batalkan Bailout Century
Wakil Presiden RI Boediono jadi saksi kasus Bank Century di Pengadilan Tipikor, Jumat (9/5/2014) [suara.com/Adrian Mahakam]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mantan Gubernur Bank Indonesia Boediono mengakui, Menteri Keuangan Sri Mulyani sempat bimbang dan ingin membatalkan keputusan rapat Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK) untuk menyelamatkan Bank Century.

Beoediono mengungkapkan hal itu saat menjadi saksi kasus dugaan korupsi Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek (FPJP) Bank Century dengan terdakwa mantan Gubernur BI, Budi Mulya di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Jumat (9/5/2014).

Boediono mengaku sempat memberikan saran kepada Sri Mulyani ketika Ketua KSSK itu mulai bimbang. Kebimbangan Sri Mulyani itu disampaikan pada 24 November 2008.

“Saya bilang ke ibu Sri Mulyani, kita tidak boleh zig-zag kayak gini. Ketika itu belia mempertanyakan pengawasan bank di Bank Indonesia yang perlu ditingkatkan lagi. Saya menerima masukan itu dan kami langsung mengganti sejumlah personil di bagian pengawasan bank,” kata Boediono.

Boediono menambahkan, Bank Indonesia juga sudah mengetahui perilaku pemilik Bank Century, Robert Tantular yang membuat kondisi keuangan itu bemasalah. Bank Indonesia juga sudah meminta kepada aparat yang berwenang untuk mencekal Robert Tantular. Kata dia, Bank Indonesia mengirimkan kronologis yang terjadi di Bank Century pada 25 November 2008.

Selain itu, Boediono juga mengungkapkan, keputusan untuk memberikan dana talangan kepada Bank Century untuk meyakinkan nasabah bahwa dananya aman disimpan di bank.

“Ketika itu kami tidak melihat bahwa Bank Century adalah bank kecil tetapi bagaimana caranya untuk meyakinkan deposan bahwa uang yang mereka simpan di bank aman. Kami tidak ingin terjadi lagi krisis finansial seperti pada 1997 ketika deposan melakukan penarikan dana secara besar-besaran setelah pemerintah menutup sejumlah bank,” jelas Boediono.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI