Suara.com - Pertamina Foundation memberikan penghargaan kepada 15 peneliti berbasis pembangunan berkelanjutan. Mereka menyisihkan 1023 proposal yang masuk ke panitia. Hibah penelitian yang diberinama Anugerah Riset Sobat Bumi ini diikuti oleh beragam peneliti mulai dari mahasiswa hingga profesor.
“Hal ini membanggakan karena memperlihatkan kesadaran peneliti untuk berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan masayarakat melalui penelitian berbasis pembedayaan masyarakat,” jelas Direktur Eksekutif Pertamina Foundation Nina Nurlina Pramono dalam siaran pers yang diterima suara.com, Kamis (8/5/2014).
Kata Nina, Anugerah Riset Sobat Bumi mendapatkan respon luar biasa dibandingkan tahun pertamanya yang dihelat tahun 2013. Hal ini terbukti dari jumlah proposal yang masuk jauh melebihi perkiraan, bahkan mencapai dua kali lipatnya.
“Saya rasa reputasi dan kredibilitas yang disandang oleh Anugerah Riset Sobat Bumi yang membuat animo masyarakat membludak,” tegas Nina.
Semenara itu, Nursyatyo menambahkan, anugerah riset ini menjadi perwujudan komitmen Pertamina dalam membantu dunia pendidikan Tanah Air. Peneliti sebagai kaum intelektual di Indonesia, memiliki peran sentral dalam membangun iklim penelitian kondusif yang mampu menghasilkan beragam penelitian aplikatif, tepat guna dan memiliki manfaat besar bagi masyarakat secara berkelanjutan.
Rida menegaskan, berbeda dengan tahun sebelumnya, penelitian ini berfokus pada disertasi S-3, penelitian mandiri serta penelitian berbasis pengabdian masyarakat. Artinya, siapa saja dapat mengajukan proposal, dan tidak harus yang akan melakukan penelitian untuk skripsi atau tesis.
Yang terpenting lanjut Rida, proposal yang masuk dapat memenuhi empat aspek yang memiliki kesesuaian dengan empat pilar pembangunan berkelanjutan dan bobot manfaat penelitian bagi masyarakat. Dari 15 penerima Anugerah Riset Sobat Bumi, tujuh adalah kategori Penelitian Mandiri, enam kategori Pengabdian Masyarakat dan dua kategori Disertasi. Nilai hibah yang diberikan adalah Rp 50 hingga Rp 100 juta.
“Buktinya, mas Unas bisa mengalahkan profesor-profesor yang juga ikut dalam Anugera Riset Sobat Bumi ini,” tegas Rida.
Unas yang memiliki nama lengkap Qouamunas Tsani Nuargimah merupakan mahasiswa Semester Dua IPB yang mengajukan judul riset “Lamarin (Lampu Mandiri dan Ramah Lingkungan): Pemanfaatan Sumberdaya Tanah sebagai Energi”.
Unas mengatakan, dirinya sama sekali tidak mengira mendapatkan Anugerah Riset Sobat Bumi ini mengingat pesaingnya begitu berat. “Saya terkejut ketika dikabari menjadi salah satu penerima anugerah. Saya menjadi yakin, anugerah ini memang memiliki kredibilitas,” ujarnya.