Suara.com - Bank Indonesia memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan di angka 7,5 persen. Dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, Kamis (8/5/2014), BI juga memutuskan tidak ada perubahan untuk suku bunga Lending Facility dan suku bunga Deposit Facility yang tetap 7,5 persen dan 5,75 persen.
"Kebijakan tersebut tetap konsisten dengan upaya mengarahkan inflasi menuju ke sasaran 4,5 persen plus minus satu persen pada 2014 dan 4 persen plus minus satu persen pada 2015, serta menurunkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat," kata Gubernur BI Agus Martowardojo saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (8/5/2014).
Sebelumnya, ekonom Standard Chartered Bank Eric Sugandi memperkirakan Bank Indonesia akan kembali menaikkan suku bunga acuan (BI Rate) menjadi 8,00 persen menjelang tutup tahun 2014.
“BI Rate bisa naik hingga delapan persen tahun ini. Kami perkirakan naik 25 basis poin pada kuartal dua dan 25 basis poin pada kuartal tiga,” katanya.
Eric mengatakan, BI tidak mungkin menurunkan suku bunga acuan dalam dua tahun mendatang, untuk mengantisipasi prospek kenaikan suku bunga The Fed (Bank Sentral Amerika) pada Juni 2015 dan kemungkinan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
“Ada risiko kenaikan (suku bunga) ditunda hingga tahun depan, tapi yang pasti tidak ‘cut’ tahun ini dan tahun depan,” katanya.
Eric menjelaskan suku bunga global, terutama di negara maju seperti Zona Eropa dan Inggris, akan tetap rendah pada 2014, karena pemulihan ekonomi dunia yang cenderung melambat.