Menkeu: Indonesia Tetap Terapkan Kebijakan Uang Ketat

Doddy Rosadi Suara.Com
Minggu, 04 Mei 2014 | 13:32 WIB
 Menkeu: Indonesia Tetap Terapkan Kebijakan Uang Ketat
Menteri Keuangan Chatib Basri. (suara.com/Bernard Chaniago)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pertumbuhan ekonomi Cina yang melambat akan mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia. Karena itu, Indonesia akan terus mengawasi dampak dari perlambatan ekonomi di Cina tersebut.

“Yang perlu kita lakukan saat ini adalah memperhatikan dengan seksama perlambatan perekonomian di Cina,” kata Menteri Keuangan Chatib Basri di Astana, Kazhakstan.

Menurut Chatib, perlambatan ekonomi Cina yang merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar di Asia menjadi kekhawatiran terbesar Indonesia saat ini.

Analis memprediksi Produk Domestik Bruto pada tahun ini tumbuh 7,3 persen, atau lebih redah dari prediksi pemerintah yaitu 7,5 persen. Sementara itu, perekonomian Indonesia justru tengah bangkit dengan mulai kembalinya kepercayaan investor asing. Tingkat inflasi Indonesia berhasil dijaga tetap rendah serta defisit neraca perdagangan mulai berkurang.

“Pada Februari dan Maret, neraca perdagangan berhasil mencatat surplus. Itu merupakan dampak dari kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah dalam membatasi impor,” kata Chatib.

Chatib menambahkan, Indonesia sudah berhasil menurunkan defisit perdagangan dari 3 persen menjadi 2,5 persen dari Produk Domestik Bruto. Selain itu, Bank Indonesia juga masih mempertahankan kebijakan uang ketat dengan suku bunga rendah.

“Tahun ini, Indonesia akan menerapkan kebijakan uang ketat di sektor fiskal dan juga moneter. Ekonomi mungkin tumbuh 5,7-5,8 persen di kuartal pertama dan PDB kemungkinan tembus di atas 6 persen,” ujar Chatib. (Bloomberg)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI