Di sisi lain, sebut dia, biaya pembangunan rumah tapak subsidi sepenuhnya diserahkan pada mekanisme pasar. Tapi, sekarang harga tanah kian tinggi. Misalnya di Surabaya, harga tanah per meter persegi bisa mencapai Rp6 juta.
"Kalau harga jual satu unit rumah sebesar Rp88 juta, harga tanah harusnya di bawah Rp100 ribu per meter per segi. Harga sebesar itu hanya bisa ditemukan di kota penyangga dan bukan di Surabaya," katanya.
Ia melanjutkan, dengan kenaikan harga yang diberlakukan saat ini maka menjadi berkisar antara Rp115 juta hingga Rp188 juta per unit. Hal itu idealnya bisa menjadi stimulus bagi pengembang untuk membangun rumah tapak bersubsidi. Jika dikalkulasi, dengan besarnya biaya untuk satu unit rumah, pengembang hanya mendapatkan keuntungan sebesar Rp20 juta.
"Keuntungan tersebut jauh berbeda ketika pengembang membangun rumah menengah dengan harga minimal Rp250 juta menyusul nilai keuntungan bisa mencapai Rp100 juta per unit," katanya. (Antara)