Suara.com - Petani di sejumlah daerah mulai kesulitan untuk mendapatkan pupuk. Padahal, petani sudah mulai memasuki musim tanam. Wakil Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Rachmat Pambudi mengatakan, petani di Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur sudah memberikan laporan tentang kelangkaan pupuk.
Rachmat mengatakan, kelangkaan pupuk kerap terjadi setiap menjelang musim tanam. Namun, kelangkaan pupuk yang terjadi tahun ini lebih massif dibandingkan tahun lalu.
“Saya tidak tahu masalahnya ada di mana, karena alokasi pupuk subsidi itu kan 7 juta ton yang sudah disetujui oleh pemerintah. Tetapi yang terjadi di lapangan, petani tanaman pangan justru sulit untuk mendapatkan pupuk terutama pupuk urea,” kata Rachmat kepada suara.com melalui sambungan telepon, Kamis (1/5/2014).
Rachmat meminta Kementerian BUMN dan Kementerian Pertanian turun tangan dalam mengatasi kelangkaan pupuk. Menurut dia, Kementerian BUMN bertanggungjawab karena penyaluran pupuk dilakukan oleh perusahaan pupuk negara. Sedangkan Kementerian Pertanian bertanggungjawab dalam alokasi penyaluran pupuk.
Sebelumnya, anggota komisi IV DPR-RI Habib Nabiel Fuad Almusawa menyatakan, pihaknya mencium ada dugaan keterlibatan aparat keamanan dalam persoalan kelangkaan pupuk bersubsidi pada setiap musim tanam.
Menurut dia, umumnya penyelewengan pupuk bersubsidi dilakukan di distribusi lini tiga dan empat, yaitu di distributor, agen dan pengecer, dengan cara mengganti karung pupuk dari bersubsidi ke non subsisi.