Suara.com - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Maluku Utara meminta perbankan daerah ini mempermudah penyaluran kredit kepada petani terutama yang akan dimanfaatkan sebagai modal pengembangan komoditas yang sangat dibutuhkan masyarakat.
"Sejumlah komoditas pertanian yang dibutuhkan masyarakat di Malut seperti cabai, tomat, bawang merah, telur ayam ras, dan ayam potong sebagian besar harus didatangkan dari luar Malut. Kondisi ini harus ikut dipikirkan oleh perbankan dengan cara mempermudah petani yang membutuhkan kredit untuk mengembangkan komuditas tersebut," kata Ketua HKTI Malut Abdurrahman Koda di Ternate, Senin (28/4/2014)
Maluku Utara memiliki potensi lahan yang luas dan subur untuk pengembangan komoditas tersebut, begitu pula minat petani untuk mengembangkannya cukup besar. Namun, mereka terbentur pada keterbatasan modal, khususnya untuk pengadaan benih, pupuk, pestisida dan sarana produksi lainnya.
Ia mengatakan, pemerintah pusat telah menyediakan berbagai fasilitas pendanaan melalui perbankan untuk pengembangan sektor pertanian, seperti berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan berbagai jenis kredit lainnya yang bunganya relatif lebih rendah.
Petani selama ini sulit memanfaatkan dana tersebut karena ketatnya prosedur yang diterapkan perbankan dalam pelayanan kredit itu, yang biasanya tidak sanggup dipenuhi oleh petani.
"HKTI berharap perbankan harus lebih longgar dalam menyalurkan kredit kepada petani karena dengan adanya kredit itu, selain bisa menolong meningkatkan pendapatan petani, juga sekaligus mendukung penyediaan kebutuhan komuditas pertanian di masyarakat," katanya.
Pemda di Malut, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota juga harus proaktif memfasilitasi petani yang membutuhkan permodalan di Bank, misalnya dengan cara ikut menjamin petani yang membutuhkan kredit di Bank. (Antara)