Suara.com - Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo mengatakan pembedaan diameter atau bentuk ujung selang (nozzle) pengisian BBM di SPBU masih berupa wacana.
Meski, lanjutnya, pembedaan "nozzle" SPBU tersebut memang merupakan salah satu cara mengendalikan pemakaian BBM bersubsidi.
Menurut dia, pengendalian BBM subsidi dengan cara apa pun bakal tidak efektif selama masyarakat mampu masih menggunakan bahan bakar murah yang seharusnya diperuntukkan bagi masyarakat tidak mampu.
"Jadi, kembali lagi kesadaran masyarakatnya," ujarnya.
Susilo juga mengatakan bahwa pihaknya tengah mencari cara yang tepat agar pengendalian BBM berjalan efektif.
"Kami terus melakukan rapat dengan Pertamina dan juga pemerintah daerah untuk mengendalikan BBM. Mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah ada hasilnya," katanya.
Ke depan, menurut dia, Pemerintah akan melibatkan pemda lebih aktif lagi mengendalikan BBM subsidi.
Ia mengatakan bahwa Pemerintah kemungkinan besar tidak membatasi pemakaian BBM subsidi berdasarkan kapasitas mesin atau lainnya.
Pembedaan "nozzle" SPBU tersebut terkait dengan program kendaraan bermotor roda empat yang hemat energi dan harga terjangkau (KBH2) atau "low cost and green car" (LCGC). Nantinya, "nozzle" untuk pengisian BBM nonsubsidi disesuaikan dengan mobil program KBH2 sehingga tidak bisa mengisi kendaraan murah tersebut tidak dapat memakai BBM subsidi. (Antara)