Suara.com - Ketua Bidang Promosi dan Publikasi DPD REI (Real Estate Indonesia) Jawa Tengah Dibya K Hidayat mengatakan tingginya suku bunga menjadi salah satu penyebab lesunya penjualan perumahan pada pameran di Mall Ciputra Semarang.
"Sampai sekarang bunga KPR masih tinggi karena SBI (Suku bunga Bank Indonesia) juga masih tinggi," ujarnya di Semarang, Selasa (22/4/2014).
BI Rate atau suku bunga Bank Indonesia (SBI) pada Januari 2014 mencapai 7,5 persen, kondisi tersebut memicu kenaikan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) perbankan termasuk pada suku bunga KPR.
Dibya mengatakan pada hasil pameran kali ini ada 52 unit rumah yang terjual, jumlah tersebut didominasi oleh rumah menengah yaitu dengan harga Rp200 juta-Rp600 juta.
Menurutnya untuk rumah mewah yang berhasil terjual tidak lebih dari 20 persen, kondisi tersebut dikarenakan kebanyakan pengembang lebih banyak menjual rumah dengan tipe menengah.
Dibya mengatakan faktor lain yang menjadi penyebab kurang optimalnya hasil penjualan rumah pada pameran tersebut yaitu bersamaan dengan momen pemilu sehingga banyak calon konsumen yang lebih memilih menunggu hasil dari pemilu tersebut.
"Saya melihat mereka masih bertanya-tanya bagaimana hasil pemilu ini dan prosesnya lancar atau tidak jadi mereka belum berani melakukan investasi," kata dia.
Dibandingkan dengan tahun lalu perolehan pada periode sama di tahun ini, menurut dia, turun sekitar 25 persen karena kebijakan LTV juga mempengaruhi penurunan penjualan, jika dulu konsumen cukup menyiapkan uang muka sebesar 20-25 persen tetapi sekarang ini menjadi 30 persen.
"Ini membuat orang yang mau membeli rumah terpaksa harus menunda dulu untuk mengumpulkan uang muka," jelasnya. (Antara)