Suara.com - Perekonomian nasional akan dihadapkan pada tiga tantangan sekaligus dalam tiga bulan ke depan. Tiga tantangan itu adalah kesiapan menjelang puasa dan hari raya Idul Fitri 1435 Hijriah, masalah stabilitas politik, keamanan dan ketertiban jelang masa kampanye, pemungutan dan perhitungan suara Pemilu Presien pada 9 Juli 2014 dan tantangan untuk terus melakukan penguatan fundamental perekonomian sebagai antisipasi ketidakpastian arah pemulihan perekonomian dunia.
“Ketiga tantangan tersebut perlu kita kelola dengan baik di tengah konsentrasi dan energi nasional terfokus pada persiapan menunggu perhitungan hasil pemilihan legislatif (Pileg) oleh KPU dan persiapan jelang pemilihan Presiden dan WakilPresiden 2014-2019,” tutur Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah, Senin (21/4/2014) seperti dilansir dari laman Setkab.go.id.
Ia mengingatkan, masa tiga bulan ke depan adalah masa-masa krusial bagi perekonomian nasional. “Harus kita pastikan bahwa Indonesia mampu melewati tiga tantangan tersebut, sehingga hal ini menjadi fondasi kuat bagi pemerintahan lima tahun ke depan 2014-2019,” ujar Firmanzah.
Firmanzah menegaskan, untuk terus menjaga perekonomian nasional tetap tumbuh positif, merata dan berdaya-tahan menghadapi tiga tantangan di atas, maka diperlukan kewaspadaan serta kecepatan dalam melakukan policy-responses.
Menurut Firmanzah, pengambil kebijakan nasional di bidang perekonomian perlu tetap fokus dan terus meningkatkan koordinasi lintas kementrian dan lembaga lainnya seperti BI, OJK dan LPSS. Sementara dukungan dari pemerintah daerah sangat dibutuhkan agar efektivitas implementasi serta harmonisasi kebijakan dapat terus ditingkatkan.
“Transisi kepemimpinan perlu kita jaga dengan baik. Dan yang lebih penting lagi adalah tetap meningkatkan kinerja perekonomian nasional melalui penuntasan agenda-agenda pembangunan di Indonesia,” tutur Firmanzah.