Suara.com - Perolehan suara yang diraih PDI Perjuangan pada pemilu legislatif yang di bawah 20 persen berdasarkan hitung cepat sejumlah lembaga survei di luar dugaan investor asing di pasar modal. Akibatnya, indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia pada sesi pembukaan, Kamis (10/4/2014) pagi turun drastis 3 persen. Ini merupakan penurunan terbesar sejak Agustus tahun lalu.
“Ketika Joko Widodo berada di jalur yang tepat untuk menjadi Presiden berikutnya, partai pendukungnya justru tidak sekuat yang diantisipasi setelah melihat raihan suara yang didapat PDI Perjuangan. Pasar kemungkinan tidak akan naik dalam tiga bulan ke depan,” kata Alan Richardson, analis dari Samsung Asset Management Co.
Pelaku pasar, kata Leong Sook Mei, analis dari Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ, kaget PDI Perjuangan tidak bisa meraih suara seperti yang diharapkan.
“Jokowi mungkin akan bisa meraih suara lebih banyak dalam pemilu presiden. Harapannya, dia akan tetap bisa menang di pilpres,” ujar Leong.
Karena tidak adanya parpol yang meraih 20 persen suara – syarat bagi parpol untuk bisa mengajukan capres – maka kemungkinan besar akan terjadi koalisi antarparpol. Menurut analis dari Bank CIMB Niaga, Mika Martumpal, pasar akan menghadapi ketidakpastian dalam tiga bulan ke depan.
“Ketidakpastian yang meningkat menimbulkan sentimen negatif, karena tidak ada parpol yang dominan. Kemungkinan besar akan terjadi dua putaran dalam pilpres di Juli dan September,” ujarnya. (Bloomberg)